DoctorSHARE Bangun Rumah Sakit Apung Ketiga untuk Maluku

DoctorSHARE Bangun Rumah Sakit Apung Ketiga untuk Maluku

Metrotvnews.com, Jakarta: Organisasi nirlaba medis doctorSHARE sedang membangun rumah sakit apung (RSA) ketiga di atas kapal tongkang seluas 20 x 45 meter. Kapal ini akan ditempatkan di titik strategis sekitar kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat untuk memberi pelayanan kesehatan bagi sekitar 150 ribu penduduk yang mayoritas berdaya ekonomi sangat rendah dan minim akses kesehatan.

Proyek ini dimulai sejak 2016 atas kerjasama dengan beberapa pihak. Pendanaan awal untuk modal membutuhkan Rp 10,8 Miliar.

Anggaran ini baru terpenuhi sekitar 65 persen, tetapi pembangunan telah berjalan sedikit demi sedikit. Sementara untuk operasional enam bulan pertama, mereka membutuhkan dana sekitar Rp 5 Miliar.

"Kita sudah memulai pengadaan. Perencanaan sudah dari tahun lalu. Kita cari kontraktor, cari partner sebanyak kita bisa sehingga pendanaan bisa dikurangi," kata manajer umum proyek Julia Windasari Tan saat ditemui di galeri LAFLO, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2017) lalu.

RSA program sejak tahun 2013

RSA adalah program yang dimulai oleh doctorSHARE sejak tahun 2013. Waktu itu baru ada satu unit kapal berjenis pinisi, yang dibeli oleh pendiri doctorSHARE dr. Lie Dharmawan dengan menjual satu rumahnya.

Kapal mampu memuat barang hingga 250 ton dan berlayar dari Palembang menuju Riau. dr. Lie pun mendapat penghargaan Kick Andy Heroes tahun 2014 atas kiprahnya dalam bidang kesehatan.

Atas kerjasama dengan Yayasan Ekadharma, unit kedua menyusul pada tahun 2015 dengan nama Kapal Motor (KM) RSA Nusa Waluya I. Hingga akhir 2015, kedua RSA telah melakukan sedikitnya 13 ribu pengobatan umum, 453 USG, dan lebih dari 1.000 tindakan bedah mayor dan minor. Katakanlah, ada 11 pengobatan dan satu bedah setiap hari selama tiga tahun.

Memiliki tujuan menyediakan akses pelayanan kesehatan

DoctorSHARE sendiri merupakan organisasi kemanusiaan nirlaba yang didirikan oleh dr. Lie dan Lisa Suroso secara resmi pada 2009. Misinya adalah perbaikan derajat kesehatan Indonesia, terutama daerah timur, dengan menyediakan akses pelayanan kesehatan lengkap dan berkesinambungan.

Unit ketiga yang kini sedang dibangun merupakan kapal tongkang pemberian perusahaan layanan maritim PT MASA. Kapal berukuran lebih besar dan akan dibangun empat lantai berdasarkan model rumah sakit tipe D atau transisi.

Lantai bawah merupakan dapur dan kamar kru tongkang. Sementara di atasnya berturut-turut adalah ruang bedah dan intervensi, ruang rawat inap dan didik, serta kamar kru medis.

KM RSA Nusa Waluya II, nama unit ketiga, masih membutuhkan dana sekitar Rp 4 Miliar sebagai tambahan modal awal. Jika telah terkumpul, kata Julia, mereka butuh waktu sekitar empat bulan untuk menyelesaikan pembangunan. Mereka juga membuka donasi dan sponsorship. Salah satunya dalam bentuk adopsi ruangan.

"Umpamanya ada orang mau adopsi kamar bedah, satu kamar Rp 900 juta. Orang yang mengambil 900 juta, dia menjadi penderma. Ada plakat di ruang kamar bertuliskan nama penderma ini. Jadi ada peninggalan," ujar Julia.

"Kalau kita ambil dana dari Amerika, ada tulisan USAID. Rasanya enggak tepat. Kita ingin ini dari orang Indonesia untuk orang Indonesia," tambahnya.

Pihak yang turut membantu

Beberapa pihak telah tergerak membantu, termasuk organisasi kemanusiaan Lions Club Indonesia. Lions merangkul dua galeri seni di Jakarta, CAN'S Gallery dan ISA Art Advisory, untuk melakukan lelang lukisan seni. Mereka juga mengajak musisi Ananda Sukarlan untuk mengadakan konser amal.

Konser amal dan lelang lukisan ini akan diadakan di gedung The Dharmawangsa, Selasa 18 April 2017. Lelang lima lukisan karya Andy Dewantoro, Sinta Tantra, Oky Rey Montha, Entang Wiharso, dan Ay Tjoe Christine akan dibuka di harga Rp 50 - 700 juta. Dari konser dan lelang ini, bantuan untuk pembangunan RSA ketiga ditargetkan mencapai lebih dari Rp 2 Miliar.

Ke depan, RSA Nusa Waluya II akan menggandeng sejumlah perusahaan untuk melakukan kerjasama jangka panjang terkait biaya operasional tahunan. Mereka juga sedang mengajukan proposal kerjasama ke BPJS untuk memperoleh fasilitas dana Rp 6-8 Miliar setiap tahun.

Berita Tekait

Policy Paper