BPJS Kesehatan Beri Layanan Berbasis Teknologi Informasi

BPJS Kesehatan Beri Layanan Berbasis Teknologi Informasi

BADAN Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melakukan sejumlah terobosan dalam melayani calon anggota yang akan mendaftar.

Hal untuk mengejar target yang ditetapkan, yakni 1 Januari 2019 seluruh penduduk Indonesia sudah harus bergabung dengan BPJS Kesehatan. "Kami harus bergerak membuat inovasi pelayanan kepada warga yang belum bergabung. Terobosan ini juga untuk lebih meyakinkan mereka akan kemudahan layanan BPJS Kesehatan. Ini jadi tantangan yang harus kami kerjakan," ujar Sekretaris Utama BPJS Kesehatan Afrizayanti.

Meski jumlah penduduk Indonesia sangat besar, BPJS Kesehatan optimistis bisa mengajak masyarakat untuk ikut bergabung dan memiliki jaminan kesehatan. Afrizayanti mencontohkan, di beberapa negara perlu proses panjang dan waktu yang lama untuk bisa mengajak warganya ikut jaminan kesehatan. Misalnya di Jerman butuh waktu 125 tahun untuk mencapai 85% dari penduduknya mendapatkan jaminan kesehatan. Adapun di Belgia memerlukan waktu 118 tahun. Berdasarkan data terakhir pada 11 Agustus 2017, tercatat sudah 180 juta orang yang bergabung dalam BPJS Kesehatan. Jumlah tersebut berarti sekitar 70% dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 250 juta jiwa.

Afrizayanti menjelaskan, kebutuhan masyarakat menjadi acuan BPJS Kesehatan untuk membuat inovasi dan terobosan. "Inovasi identik dengan kecanggihan teknologi. Namun kami masih tetap memberi layanan di kantor. Sebab masih banyak masyarakat yang ingin datang ke kantor bahkan harus bertemu dengan petugas kami," jelasnya.

Karena itu dropbox disediakan di setiap kantor cabang BPJS Kesehatan sehingga diharapkan masyarakat dapat mengambil formulir kemudian langsung mengisi data mereka. Formulir disimpan di dropbox, pendaftar dapat langsung pulang dan menunggu SMS berisi nomor virtual untuk pembayaran dan keanggotaan dari BPJS Kesehatan.

Proses penerbitan kartu anggota hingga jadi hanya memerlukan waktu 14 hari. Pelayanan ini diharapkan tidak mengganggu kesibukan calon peserta juga tidak membuat kantor BPJS Kesehatan berjubel seperti yang terjadi selama ini. Inovasi kedua adalah bagi calon anggota yang sibuk dan tidak sempat datang ke kantor BPJS Kesehatan bisa menghubungi care center di nomor 1500 400. Masyarakat langsung bisa mendaftar keanggotaan ataupun mengubah data melalui care center . Jika masih ada informasi yang tidak jelas pun semua dapat ditanyakan kepada operator.

Care center juga menyediakan teleconsulting bagi masyarakat yang ingin konsultasi medis. "BPJS Kesehatan melayani konsultasi dengan dokter langsung. Dokter kami rekrut untuk siap menjawab berbagai masalah tentang medis yang disampaikan oleh masyarakat," papar Afrizayanti.

Inovasi terbaru lainnya ialah aplikasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang bisa diunduh di smartphone. Aplikasi ini berisi petunjuk praktis BPJS Kesehatan, mulai dari informasi, pendaftaran, membayar iuran setiap bulan hingga informasi FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) jika ingin berobat.

Terakhir aplikasi ini juga dapat digunakan sebagai aduan para anggota terhadap pelayanan maupun sistem. Afrizayanti memaparkan bahwa sejak diluncurkan tiga bulan lalu, aplikasi ini sudah 50% anggota yang aktif menggunakan fitur-fiturnya. Padahal BPJS Kesehatan menargetkan aplikasi ini digunakan para anggota 30%, tetapi ternyata sudah lebih tinggi. Semua fitur memudahkan masyarakat yang tergolong milenial ini untuk memudahkan aktivitas mereka yang berhubungan dengan BPJS Kesehatan. "Aplikasi ini juga membantu untuk bisnis kami karena bayar iuran juga dapat lebih cepat dan mudah," ungkapnya.

Semua inovasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang beragam. Mereka yang masih ingin bertemu langsung petugas, atau hanya melalui sambungan telepon sampai menggunakan teknologi informasi. Kemudahan ini semata-mata terus mengajak masyarakat ikut dalam jaminan kesehatan.

Untuk yang sudah menjadi anggota pun dimudahkan bila ingin membayar atau pengaduan tanpa repot mengganggu aktivitas sehari-hari. Afrizayanti menambahkan, BPJS Kesehatan tidak hanya melayani pengobatan, tetapi juga ikut membantu menjaga kesehatan masyarakat. BPJS Kesehatan pun mengharapkan masyarakat teredukasi bahwa tidak semua warga yang sakit harus langsung ke rumah sakit.

Sebab ada penyakit-penyakit yang bisa diselesaikan melalui fasilitas kesehatan lainnya. "Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah dan swasta untuk menggerakkan program promotif dan preventif, pencegahan dan peningkatan pelayanan kesehatan. Di dalam program ini juga ada edukasi bagaimana seharusnya menjadi pasien yang cerdas. Anggaran juga sudah disiapkan untuk program ini,"ujarnya.

Saat ini ada kecenderungan jumlah masyarakat yang langsung datang ke rumah sakit berkurang. Alasannya karena fasilitas kesehatan tingkat kecamatan, seperti puskesmas ataupun fasilitas kesehatan lainnya dengan dokter umum dapat menuntaskan serangan penyakit yang menimpa warga. (Ananda Nararya)

Berita Tekait

Policy Paper