Phusit-PrakongsaiASEAN Health In the Post 2015 Developement Agenda
Phusit Prakongsai, MD. Ph D
Ditulis oleh: Evita  | 24 Juni 2013


Sektor kesehatan merupakan leading dalam suskesnya pembangunan di era MDG dan memiliki kesempatan untuk mencapai kesehatan dan pengembangan sosial yang lebih baik.

Untuk mempercepat perkembangan pencapaian Millenium Development Goals (MDG), dan keberlangsungan pembangunan diperlukan Sustainable Development Goals (SDG) yang selaras dengan kesepakatan global sebelumnya. Pada sustainable agenda, mengajak seluruh negara ASEAN untuk koperatif dalam menentukan target. Secara umum sudah ada peningkatan beberapa indikator pencapaian MDG terutama MDG 4, 5 dan 6 di beberapa negara ASEAN dari tahun 1990-2010.

Well being and Happiness

Wujud komitmen anggota dari World Health Organization - South-East Asia Regional Office(WHO-SEARO) yaitu bertujuan menjadikan well being and happiness sebagai goals agenda pembangunan pasca MDG 2015. Hal ini diungkapkan oleh Dr. Phusit bahwa kesetaraan dan hak asasi manusia merupakan inti dari pembangunan dan kesejahteraan kontributor utama pada kebahagiaan individu dan sosialnya. Empat pilar dari well beiing dan happiness adalah :

  1. Pembangunan yang berkelanjutan dan setara dalam sosial dan ekonomi
  2. Pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab
  3. Keberlangsungan lingkungan
  4. Partisipasi masyarakat dan budayanya

Universal Coverage

Dr. Phusit mengungkapkan bahwa kunci dari well being dan happiness adalah Universal Health Coverage yang mampu meningkatkan akses yang merata dan adil (equitable) pada pelayanan kesehatan essensial dengan perlindungan finansial dan sosial. Sebagai tambahan, untuk mencapai agenda MDG yang tidak tercapai dan mencegah perkembangan penyakit tidak menular diperlukan pelayanan kesehatan yang mempertimbangkan aspek preventif dan promotif serta kuratif dan paliatif secara seimbang dan berkelanjutan.

Sistem kesehatan berbasis pelayanan kesehatan primer harus diperkuat untuk meningkatkan efisiensi dalam pelayanan kesehatan. Distribusi sumber dan pembiayaan yang merata dapat dilakukan melalui pemerintahan yang baik atau good governance. Indikator dan target dari masing-masing dimensi human well being harus teridentifikasi dan fokus pada analisis kesetaraan melalui data yang lengkap meliputi pendapatan, usia, gender, tempat tinggal, dan vulnerable group.

Pada akhir presentasi Dr. Phusit menekankan bahwa kepemilikan, kolaborasi antar lintas sektor, keterlibatan stakeholder dan partnership yang lebih luas diperlukan dalam pencapaian agenda pembangunan kesehatan pasca MDG 2015.

Principle of the triangle

segitiga

Reportase lainnya

the-8th-indonesian-health-economist-association-inahea-biennial-scientific-meeting-bsm-2023The 8th Indonesian Health Economist Association (InaHEA) Biennial Scientific Meeting (BSM) 2023 25-27 Oktober 2023 InaHEA BSM kembali diadakan untuk...
gandeng-ugm-dinas-kesehatan-dan-keluarga-berencana-kabupaten-sampang-adakan-pendampingan-tata-kelola-program-kesehatan-di-kabupaten-sampang Kamis, 6 April 2023, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang bersama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM...
diseminasi-buku-petunjuk-pelaksanaan-layanan-hiv-aids-dan-infeksi-menular-seksual-ims-dalam-skema-jknReportase Diseminasi Buku Petunjuk Pelaksanaan Layanan HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) dalam Skema JKN 22 Desember 2022 dr. Tri Juni...