Health System Component for UHC

uhc-thai Salah satu yang paling menonjol dalam mempersiapkan UHC menurut Walaiporn Patcharanarumol adalah penguatan pelayanan primary care di Thailand. Tahun 1980 dimulai pergerakan penguatan sistem kesehatan nasional di Thailand dengan menekankan daerah rural. Selama 5 tahun, pembiayaan kesehatan diarahkan pada daerah rural tanpa ada investasi dana untuk daerah perkotaan. Beberapa agenda peningkatan kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan di daerah antara lain pemberian insentif yang besar bagi tenaga kesehatan yang bekerja ke daerah rural. Kemudian pendidikan kesehatan gratis bagi putra-putri daerah yang kembali ke daerahnya. Diikuti kejelasan jenjang karir bagi tenaga kesehatan yang bekerja di daerah (level 1 sampai level 11). Lalu, perbaikan dan penambahan insfrastruktur kesehatan, peralatan medis dan penyediaan obat dan sediaan farmasi yang mencukupi. Terakhir, penyediaan rumah, transportasi dan rekreasi bagi tenaga kesehatan yang berkerja di daerah rural.

Sistem pelayanan kesehatan di Thailand menggunakan sistem rujukan berjenjang, mulai dari primary care unit (PCU) yang berjumlah kurang lebih 8.000 PCU seluruh Thailand, 800 rumah sakit distrik sebagai rumah sakit sekunder dan rumah sakit tersier yang biasanya di level provinsi dan atau rumah sakit pendidikan. PCU juga disebut sebagai rumah sakait promotif dan preventif (P&P). Tiap PCU dan rumah sakit memiliki standar minimum layanan yang ditetapkan secara nasional.

Untuk primary health unit (PCU) atau istilah lain Rural Health Center (PHC) setidaknya memiliki: pertama, terdiri dari 3-8 staf (sebagian besar adalah perawat yang lulus dari MOPH nursing school). Kedua, setiap PCU mengkover 5.000-10.000 jumlah penduduk. Ketiga, melakukan kontrak kerjasama dengan district hospital untuk mekanisme rujukan. Keempat, jika tidak ada dokter, district hospital yang akan merotasi dokternya ke PHC secara bergilir. Kelima, sistem rekam medis menggunakan unik ID dari pencatatan sipil dan disimpan dalam bentuk family folder untuk memastikan pelayanan dokter keluarga yang komprehensif. Keenam, sekarang merevolusi menjadi sub-districy health promotion hospitals. Ketujuh, berbagai skema insentif disediakan, salah satunya dalam bentuk penghargaan tiap tahun bagi PHC yang sudah mencapai standar pelayanan yang telah ditetapkan.

District hospital merupakan layanan rujukan pertama bagi PCU. District ini terdiri dari 2-8 dokter mengakomodasi sampai 50.000 populasi. Terdapat setidaknya 2 dokter spesialis terutama penyakit dalam dan bedah, serta 60-150 tempat tidur. Kemudian, district juga menyediakan berbagai pelayanan, termasuk mobile clinic untuk menjangkau daerah-daerah pelosok. NHSO mengkontrak rumah sakit district yang sudah memiliki jejaring layanan primer. Pasien/peserta UHC harus mengikuti mekanisme rujukan dimana mereka terdaftar. Jika pasien melakukan bypassing primary care dimana dia terdaftar, maka pasien harus membayar sendiri 100 persen biaya kesehatannya. Namun demikian pasien memiliki keleluasan untuk pindah kepesertaan dari satu PHC ke PHC lain maksimum 4 kali per tahun.

gbr1-uhcGambar: Kontrak Jejaring Pelayanan Kesehatan antara NHSO dan Rumah Sakit Distrik

 

Perubahan pola pelayanan rujukan dari tahun 1977-2010 menunjukkan meningkatnya presentasi pelayanan primary health care dari tahun ke tahun. Jumlah kunjungan Primary health center hanya 29 persen dari total kunjungan pada tahun 1977, dan tahun 2010 meningkat menjadi 54 persen. Reformasi pelayanan rujukan didukung dengan peningkatan alokasi anggaran kesehatan dari tahun ke tahun, mulai dari 3.4 persen di tahun 1972 menjadi 8.1 persen pada tahun 2004, kemdian tahun 2011 mencapai 14 persen dari anggaran nasional. Ini penting bagi Thailand untuk mendukung UHC.

Mekanisme pembayaran pelayanan kesehatan juga mengalami transformasi, yang pada awalnya hanya sebatas pada pembayaran kegiatan kuratif dengan mekanisme kapitasi untuk layanan rawat jalan dan DRG untuk layanan rawat inap, ditambah beberapa skema reimburstment bagi fasilitas kesehatan untuk beberapa aktivitas yaitu promotif dan preventif dengan mengcover palayanan screening (screening kanker tertentu, screening TB, dll). Diikuti, penggantian biaya untuk pelayanan Outreach ke masyarakat. Terakhir, kegiatan Home Visit dengan menggunakan sistem family folder.  Integrasi pelayanan kesehatan menjadi syarat bagi terselenggaranya universal health coverage . 

 


 

back Kembali ke Exchange and Study Program on UHC and information systems

Reportase lainnya

the-8th-indonesian-health-economist-association-inahea-biennial-scientific-meeting-bsm-2023The 8th Indonesian Health Economist Association (InaHEA) Biennial Scientific Meeting (BSM) 2023 25-27 Oktober 2023 InaHEA BSM kembali diadakan untuk...
gandeng-ugm-dinas-kesehatan-dan-keluarga-berencana-kabupaten-sampang-adakan-pendampingan-tata-kelola-program-kesehatan-di-kabupaten-sampang Kamis, 6 April 2023, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang bersama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM...
diseminasi-buku-petunjuk-pelaksanaan-layanan-hiv-aids-dan-infeksi-menular-seksual-ims-dalam-skema-jknReportase Diseminasi Buku Petunjuk Pelaksanaan Layanan HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) dalam Skema JKN 22 Desember 2022 dr. Tri Juni...

pendaftaran-alert

regulasi-jkn copy

arsip-pjj-equity

Policy Paper

Link Terkait

jamsosidthe-lancet