Dokter di Kaltim Ditawari Insentif Rp 45 Juta Per Bulan

Dokter di Kaltim Ditawari Insentif Rp 45 Juta Per Bulan, Asal..

Hingga Juli 2016, penyebaran dokter di Kalimantan Timur (Kaltim) masih belum merata. Tercatat ada 1.700 orang dokter bertugas melayani tidak kurang 4 juta penduduk. Kalau mengacu aturan badan kesehatan dunia atau WHO, jumlah dokter di Kaltim itu memang sudah mencukupi.

Mengatasi hal itu, Pemprov Kaltim pun menawarkan insentif sebesar Rp 45 juta per bulan, bagi dokter spesialis yang mau ditugaskan di daerah terpencil. Namun tawaran itu, masih membuat dokter pikir-pikir sampai saat ini.

"Kalau mengacu WHO, 1 dokter umum untuk 2.500 penduduk. Sedangkan 1 dokter spesialis untuk 5.000 penduduk," kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Timur, Nathaniel Tandirogang di Samarinda.

Dijelaskan Nathaniel, meski demikian, untuk lebih spesifik, sampai saat ini belum ada perhitungan jumlah ideal dokter di suatu wilayah. Sebab, karakteristik dan kondisi geografis menjadi pembeda tiap wilayah.

"Untuk spesifik, belum ada perhitungan yang baku ya, yang ideal dengan jumlah penduduk. Misal pengaruh perhitungan luas wilayah, juga sebaran penduduk," ujar Nathaniel.

"Sebaran dokter kita tidak merata ya, dan itu jadi masalah. Perlu upaya ekstra, agar tidak menumpuk di kota-kota besar di Kalimantan Timur saja seperti di Samarinda dan Balikpapan," tambahnya.

Tahun ini, Pemprov Kalimantan Timur sebagaimana disampaikan Gubernur Awang Faroek Ishak, menawarkan insentif Rp 45 juta, untuk dokter yang berminat bertugas di daerah terpencil, hingga di pedalaman Kalimantan Timur.

"Iya, sebenarnya Pemprov melalui Gubernur, berkeinginan bagaimana dokter bisa menyebar merata, ada insentif Rp 45 juta untuk dokter spesialis yang mau tugas di daerah susah, terpencil," sebut Nathaniel.

"Gubernur sudah siap merealisasikan rencana itu (insentif Rp 45 juta) tahun ini, tapi dokter belum siap. Rencana saya, baru akan dibicarakan bersama perhimpunan dokter spesialis," terangnya.

"Ada kok, dari pemerintah daerah, ada insentif Rp 15 juta, Rp 25 juta dan ada yang Rp 30 juta. Besarannya memang variatif ya," jelasnya lagi.

Masih disampaikan Nathaniel, di Kalimantan Timur, dalam catatan IDI Kalimantan Timur, di kabupaten Mahakam Ulu, sampai sekarang masih tidak memiliki dokter spesialis.

"Dokter spesialis kita masih kurang. Sekarang kita masih memetakan kebutuhan dokter untuk semua kabupaten dan kota, menyikapi tawaran Gubernur itu. Perlu ada pengaturan sebaran, dan kita tentu apresiasi tawaran Gubernur itu," demikian Nathaniel.

Diketahui, sekitar 1.700 dokter anggota IDI di Kalimantan Timur, berada di kabupaten Paser, kabupaten Penajam Paser Utara, kota Balikpapan, kota Samarinda, kabupaten Kutai Kartanegara, kabupaten Kutai Barat, kabupaten Mahakam Ulu, kota Bontang, kabupaten Kutai Timur serta kabupaten Berau.

Pasca wilayah utara Kalimantan Timur menjadi Kalimantan Utara, rencananya akan dibentuk IDI Kalimantan Utara meliputi dokter yang bertugas kabupaten Bulungan, kabupaten Malinau, kabupaten Tana Tidung, kabupaten Nunukan hingga kota Tarakan. (*)

Berita Tekait

Policy Paper