REPORTASE TOBACCO ECONOMICS
SESI : PRESENTASI ORAL II
Moderator: Abdilah Ahsan

Sesi presentasi oral dengan topik Tobacco Economics pada sesi ini mengajukan empat presenter, yaitu Yusley Usman, Nurul Aini Fadilah, Hilda Fasina dan Reni Yuditha Katherine. Yusley Usman menyampaikan tentang risiko pembiayaan BPJS bagi peserta BPJS perokok. Dalam presentasinya Yusley menyampaikan sistem JKN hendaknya memperhitungkan peserta BPJS perokok. Tingginya jumlah peserta jaminan sosial perokok menyebabkan hilangnya nilai ekonomi hingga trilyunan rupiah pada tahun 2010. Hal ini diukur dari jumlah konsumsi rokok per hari oleh peserta jaminan sosial (Jamsostek, Jamkesmas dan Askes sosial) dikalikan dengan harga rokok. Jumlah perokok peserta Jamkesmas yang iuran kepesertaannya ditanggung pemerintah pun jumlahnya sangat tinggi. Dari perhitungan yang dilakukan oleh yusley, pengeluaran untuk konsumsi tembakau bagi peserta Jamkesmas sebesar 14 kali nilai premi yang dibayarkan oleh pemerintah. Diskusi pada sesi tersebut mengemukakan bahwa harus ada kebijakan tegas dari pemerintah tentang peserta BPJS perokok, terutama bagi peserta yang iuran kepesertaannya ditanggung oleh pemerintah mengingat ketidakmampuan mereka untuk membayar iuran kepesertaannya disebabkan karena uang yang mereka miliki justru digunakan untuk membeli rokok yang mempunyai akibat buruk bagi kesehatan. Jika pemerintah tidak mampu melarang peserta BPJS perokok, maka sebaiknya pemerintah mendirikan klinik-klinik bagi penyembuhan perokok. Peserta BPJS perokok justru dapat memboroskan dana kesehatan.

Bahaya rokok terhadap Pendanaan Jaminan Kesehatan Nasional juga diungkapkan oleh Nurul Aini Fadilah. Dalam presentasinya, Nurul mengungkapkan bahwa terdapat peningkatan perokok remaja, terutama pada remaja laki-laki. Jika tidak diatasi, maka peningkatan jumlah perokok remaja ini akan memberatkan pemerintah dalam menyediakan dana jaminan kesehatan nasional. Pengeluaran masyarakat perokok seharusnya dapat digunakan untuk meringankan beban pemerintah dan digunakan untuk membayar iuran jaminan kesehatan, selain itu penanganan penyakit yang disebabkan akibat merokok juga membutuhkan dana yang tidak sedikit. Supaya Sistem Jaminan Kesehatan dapat diimplementasikan dengan baik, maka pemerintah perlu mencari cara untuk melakukan pengendalian konsumsi tembakau atau rokok.

Jika presenter pertama dan kedua telah menjelaskan tentang bahaya konsumsi tembakau terhadap Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, maka presenter ketiga dan keempat, yaitu Hilda Fasina dan Reni Yuditha Katherine mengungkapkan tentang maraknya konsumsi tembakau pada masyarakat remaja dan kesulitan bagi remaja perokok untuk menghentikan kebiasaan merokok. Dalam presentasinya, Hilda menyampaikan bahwa faktor-faktor terbesar yang menyebabkan remaja menjadi perokok adalah faktor teman dan iklan rokok yang menarik. Reni dalam presentasinya menyampaikan bahwa bahkan di kalangan mahasiswa kedokteran yang seharusnya menjadi promotor penolakan terhadap tembakau, masih terdapat yang mempunyai kebiasaan merokok. Meskipun sesungguhnya ada kemauan pada para perokok untuk berhenti merokok, namun demikian terdapat berbagai hambatan bagi para perokok untuk menghentikan kebiasaannya. Di kalangan remaja, hambatan untuk berhenti merokok antara lain disebabkan oleh tidak adanya dukungan dari teman, takut kehilangan kenikmatan rokok, tidak tahu cara berhenti dari kebiasaan merokok dan adanya prioritas lain selain berhenti merokok. Cara yang mungkin dilakukan untuk menghentikan kebiasaan merokok di kalangan remaja adalah menghindari teman perokok, karena di kalangan remaja faktor teman merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kebiasaan merokok di kalangan remaja.

Sistem Jaminan Kesehatan Nasional ditujukan untuk menciptakan masyarakat sehat, untuk itu pemerintah berupaya keras untuk memberikan dukungan dengan membayarkan iuran kepesertaan bagi masyarakat tidak mampu. Namun demikian, Pemerintah pun perlu mendapat dukungandari masyarakat untuk mencapai kesejahteraan kesehatan masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan masyarakat dalam membantu pemerintah adalah berupaya untuk hidup sehat. Salah satu cara untuk mendukung keberhasilan Sistem Jaminan Kesehatan adalah menghentikan kebiasaan merokok di kalangan masyarakat, karena terbukti dapat membayakan kesehatan masyarakat sekaligus dapat memberatkan beban ekonomi pemerintah.

 

 

Reportase lainnya

the-8th-indonesian-health-economist-association-inahea-biennial-scientific-meeting-bsm-2023The 8th Indonesian Health Economist Association (InaHEA) Biennial Scientific Meeting (BSM) 2023 25-27 Oktober 2023 InaHEA BSM kembali diadakan untuk...
gandeng-ugm-dinas-kesehatan-dan-keluarga-berencana-kabupaten-sampang-adakan-pendampingan-tata-kelola-program-kesehatan-di-kabupaten-sampang Kamis, 6 April 2023, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang bersama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM...
diseminasi-buku-petunjuk-pelaksanaan-layanan-hiv-aids-dan-infeksi-menular-seksual-ims-dalam-skema-jknReportase Diseminasi Buku Petunjuk Pelaksanaan Layanan HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) dalam Skema JKN 22 Desember 2022 dr. Tri Juni...

pendaftaran-alert

regulasi-jkn copy

arsip-pjj-equity

Dana-Dana Kesehatan

pemerintah

swasta-masy

jamkes

*silahkan klik menu diatas

Policy Paper

Link Terkait

jamsosidthe-lancet