Sqeezing the Middle:

A randomized experiment to promote voluntary

enrollment in a social health insurance program

Joseph Capuno, UPEcon


Joseph Capuno menyatakan Program Asuransi Kesehatan Sosial di Philipina sebenarnya diawali dengan Undang-Undang Asuransi Kesehatan Nasional tahun 1995 dengan mengintegrasikan Progam Medicare ke dalam cakupan yang lebih luas untuk seluruh masyarakat Filipina. Phil Health merupakan agen pemerintah yang menjadi penanggungjawab SHI Program dimana, pertama, program diperuntukkan untuk keluarga miskin. Kedua, program pegawai di sektor formal. Ketiga, program individu dengan untuk individu dan pegawai informal. Keempat, program lain seperti OFW, pensiun.

Besaran premi yang pertama dibuat yaitu US$30/US$60 untuk meng-cover peserta dan tanggungannya (keluarga). Dalam presentasinya Joseph juga menunjukkan desain penelitiannya. Menurut tabel data di Philipina individu yang ikut secara sukarela asuransi kesehatan sangat sedikit. Dalam tabel yang ditunjukkan oleh Joseph jelas menunjukkan dimana Program individu yang membayar sendiri asuransi masih terbatas, ini juga disebabkan informasi yang didapat juga tidak jelas. Skema subsidi dalam program kepesertaan asuransi kesehatan di Philipina menunjukkan bahwa sektor formal telah di-cover sedangkan untuk individu sebenarnya sudah di-cover namun informasinya masih dipertanyakan. Secara keseluruhan pada tahun 2012 data Asuransi kesehatan Philipina (PhilHealth) cakupan nya sudah 83% berdasar data populasi. Namun ada perbedaan data (survei rumah tangga) yang diambil HEFPA tahun 2011 menunjukkan 51,2%, FHS 2011 sebesar 58,1%, NDHS 2008 menunjukkan 47,8% dan APIS tahun 2008 sebesar 42,5%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan cakupan asuransi kesehatan pada tahun 2012 berdsarkan data populasi.

Pada kasus pertama hal yang dilakukan adalah menyeleksi peserta IPP yang potensial, dimana peserta bertempat tinggal pada daerah pelayanan kesehatannya. Responden yang diambil yaitu kepala rumah tangga dan aktif sebagai peserta asuransi kesehatan Philipina.Pada kasus kedua, merupakan peserta dengan subsidi tetapi tidak terdaftar.Sehingga dalam pertanyaan penelitiannya, apakah subsidi untuk informal sektor dapat berkerja? Pada kasus pertama, subsidi pertama dengan premi yang tinggi, perlengkapan informasi, sms. Pada kasus kedua, subsidi pertama ditambah perlengkapan form yang harus diisi dan voucher serta subsidi pertama ditambah form tambahan.

Pesan yang dapat disampaikan dengan penelitian ini adalah subsidi untuk asuransi dengan voucher yang nilainya tinggi, perlengkapan informasi dan kelengkapan dan form pendaftaran bisa meningkatkan cakupan untuk sektor informal. Namun tetap tidak meyakinkan bahwa universal SHI akan mencapai subsidi yang lebih. Namun untuk subisid yang premium mungkin kurangefektif dari pada mengurangi hambatan pada keluarga pada saat proses pendataan. Kemungkinan banyak rumah tangga yang masih tidak terdaftar pada saat diukur.

back Kembali ke halaman reportase

Reportase lainnya

the-8th-indonesian-health-economist-association-inahea-biennial-scientific-meeting-bsm-2023The 8th Indonesian Health Economist Association (InaHEA) Biennial Scientific Meeting (BSM) 2023 25-27 Oktober 2023 InaHEA BSM kembali diadakan untuk...
gandeng-ugm-dinas-kesehatan-dan-keluarga-berencana-kabupaten-sampang-adakan-pendampingan-tata-kelola-program-kesehatan-di-kabupaten-sampang Kamis, 6 April 2023, Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Sampang bersama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM...
diseminasi-buku-petunjuk-pelaksanaan-layanan-hiv-aids-dan-infeksi-menular-seksual-ims-dalam-skema-jknReportase Diseminasi Buku Petunjuk Pelaksanaan Layanan HIV/AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS) dalam Skema JKN 22 Desember 2022 dr. Tri Juni...