JKN di Indonesia Masih Banyak Persoalan, Apa Sebabnya?

SLEMAN, KRJOGJA.com - Pencapaian positif yang telah diperoleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mrupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ternyata masih menyisakan berbagai persolan baik di tingkat kebijakan maupun implementasi di lapangan. Berbagai tantangan membuat target yang diharapkan tak sesuai dengan apa yang telah disepakati. 

"Target yang tidak sesuai dikarenakan banyak faktor, seperti sektor informal yang belum tergabung JKN, tren pertumbuhan peserta yang lambat dan cenderung stagnan, belum meratanya faskes di darah, defisit JKN menjadi salah satu program JKN di Indonesia belum bisa berjalan baik jika dibanding dengan negara lain," ujar Dr Diah Ayu Puspandari (Ketua Pusat KPMAK FKKMK UGM) saat berbincang dengan media didampingi Dr drg Yulita Hendrartini (dosen FKKMK UGM), Dr Chazali Situmorang (mantan ketua DJSN), Prof Hans Severens (dosen Erasmus University) serta Esther M Den Hartog (VU University), Rabu (24/4/2019).

Pusat KPMAK PKKMK UGM menggelar seminar 'JKN Through The Ages: What The Evidence Tell Us' dengan tujuan mengumpulkan penelitian yang telah dilakukan untuk memotret pola implementasi di era sebelum JKN maupun situasi JKN masa kini. 

"Disini kita akan melihat betapa pentingnya peran penelitian bagi masa depan JKN di Indonesia. Karenanya berbagai penelitian tersebut perlu disajikan untuk memproyeksikan apa yang perlu dirancang untuk perbaikan penting dan mendasar implementasi JKN, terlebih rampungnya pelaksanaan pemilu ini," jelas Diah Ayu. 

Seminar yang digelar KPMAK FKKMK didukung oleh program NUFFIC juga bertujuab mempertemukan pengambil kebijakan dengan peneliti untuk mendorong perbaikan progra JKN kedepan berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan. Sehingga akan banyak opsi untk solusi perbaikan JKN ke depan pasca pemilihan presiden.(*)

Berita Tekait

Policy Paper