Catatan Akhir Mengikuti Kongres di Sydney
Ditulis oleh: Prof Laksono Trisnantoro. Sydney, Kamis 10 Juli 2013
Kegiatan Kongres Ekonomi Kesehatan Dunia berakhir pada hari Rabu (11/7/2013). Tema yang diangkat kali ini, yaitu Merayakan Ekonomi Kesehatan merupakan kalimat yang sangat menarik untuk direfleksikan. Refleksi ini dilakukan dalam perspektif saya sebagai seorang dokter yang mengambil Master dalam Ekonomi Kesehatan sekitar 25 tahun yang lalu di Inggris.
Selama lima hari kongres di Sydney terlihat bahwa perkembangan ilmu ekonomi kesehatan yang berasal dari pemikiran di negara maju sejak tahun 1960-an semakin berkembang pesat, memang ada perbedaan. Kasus-kasus di negara maju sudah jauh membahas sampai ke berbagai aspek seperti analisis ekonomi tindakan medik, masalah perilaku ekonomi dokter terhadap perubahan pembayaran sampai ke pembayaran asuransi untuk Orphan Drugs dan Personalized Medicine.
Saya perhatikan selama 25 tahun ini, sudah ada regenerasi para ahli ekonomi kesehatan dunia. Nama-nama besar seperti Prof, Abel Smith dari London School of Economics, Prof. Alan Williams dari Faculty of Economics University of York, Prof. Gavin Mooney dari Aberdeen sudah meninggal. Namun regenerasi berjalan sangat baik dimana ada Prof. Anne Millis yang waktu itu masih menjadi asisten Prof Abel Smith, Prof Michael Drummond yang saat ini dikenal sangat luas sebagai ahli evaluasi ekonomi klinik dan pharmaco-economist, serta Prof. Kara Hanson yang masih sangat muda. Disamping itu, banyak ekonom kesehatan muda yang sekarang menjadi pimpinan di berbagai pusat pendidikan ekonomi kesehatan di Australia.
Di negara sedang berkembang, persoalan masih banyak terjadi. Salah satu pertanyaan yang muncul, apakah sistem jaminan kesehatan mampu dibiayai? Hampir seluruh paper mengenai jaminan kesehatan disertai masalah klasik: secara politis ingin ada cakupan yang luas untuk seluruh masyrakat (Univesal Coverage), namun kemampuan pemerintah mendanai masih kurang. Selain itu, terjadi situasi yang menarik: kebijakan membiayai masyarakat untuk Universal Coverage sudah mulai dijalankan, namun masih banyak pembayaran Out-of-Pocket. Filipina, Kamboja, Indonesia, sebagai contoh dari negara yang mengalami hal ini.
Perkembangan ekonomi kesehatan juga terlihat sangat luas, bahkan terkesan menjadi terlalu luas karena menjangkau banyak sekali aspek dalam sektor kesehatan. Anda dapat membaca abstrak-asbtrak yang ada. Memang diakui bahwa ekonomi merupakan ilmu yang dapat ditemui jejaknya di semua aspek kehidupan. Metode ilmu ekonomi yang digunakan juga sangat bervariasi, mulai dari analisis biaya sederhana, sampai ke modeling ekonometrik yang canggih.
Refleksi untuk Indonesia
Dari tema yang ada, isu mengenai Universal Coverage akan menjadi hal yang semakin perlu disimak. Tekanan kemampuan pembayaran oleh pemerintah Indonesia dan kebutuhan rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke menjadi dilema yang harus dipikirkan dan dilakukan. Bukti-bukti empirik yang dibahas selama Jamkesmas menunjukkan bahwa pengeluaran Out-of-Pocket masih terus berlangsung. Berbagai fakta mengenai status kesehatan dan penelitian menunjukkan bahwa ketidak adilan geografis terjadi, dimana daerah yang tertinggal mempunyai risiko semakin tertinggal dengan adanya BPJS. Akan ada kelompok anggota BPJS yang secara tertulis (data) mendapat hak, namun secara kenyataan tidak karena tidak adanya penyedia pelayanan kesehatan. Ketidakadilan geografis ini akan semakin terasa seandainya sistem BPJS memungkinkan orang kaya mendapat manfaat dari pembiayaan. Maka, diperlukan monitoring yang ketat.
Isu lain yang menarik adalah kemampuan BPJS untuk mengelola sistem yang sangat besar. Kegiatan pre-kongres hari pertama menunjukkan adanya masalah dalam governance untuk mengembangkan universal coverage. Isu ini perlu terus dibahas di dalam konteks beban yang harus ditanggung oleh BPJS.
Perilaku dokter dalam konteks perubahan pembiayaan ke asuransi kesehatan menjadi hal yang perlu diperhatikan lebih seksama. Cukup banyak paper yang membahas mengenai persepsi dan perilaku dokter terhadap perubahan pembiayaan dalam pertemuan ini. Paper-paper ini banyak berasal dari negara maju. Pada intinya, di negara maju para politisinya berpendapat bahwa pembiayaan melalui asuransi kesehatan hanya berjalan baik kalau dokternya juga bahagia.
Hal-hal yang menggembirakan
Dari segi pengembangan ilmu ekonomi kesehatan di Indonesia, sudah ada kemajuan menarik. Sudah ada presentasi dari seorang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM yang menyajikan makalah tentang ekonomi dari partisipasi masyarakat. Presentasi ini menunjukkan bahwa secara akademik, pengembangan ilmu ekonomi kesehatan yang lintas disiplin sudah ada di fakultas induknya yaitu di ekonomi. Sebagai pandangan pribadi seorang dokter sejak belajar di Inggris sekitar 25 tahun yang lalu, saya berpendapat bahwa sebaiknya pengembangan ilmu ekonomi kesehatan harus dikembangkan di fakultas ekonomi, bukan di fakultas kedokteran. Pengembangan di fakultas kedokteran lebih banyak pada aplikasi ilmunya. Memang diperlukan sebuah program atau unit yang dapat menjembataninya.
Disamping itu pada pertemuan Kongres di Sydney, sudah banyak pembicara dari PT Askes Indonesia yang akan menjadi BPJS Kesehatan di tahun 2014. Hal ini menarik karena BPJS Kesehatan menjadi terpapar dengan dengan berbagai tren internasional yang dibahas di Sydney. Pembicara Indonesia lain banyak berasal dari SurveyMeter sebuah lembaga penelitian swasta di Yogyakarta. Hal ini menunjukkan bahwa swasta PT Askes/BPJS dan lembaga penelitian swasta dalam penelitian ekonomi kesehatan semakin berkembang.
Hal lain yang menggembirakan, saya memperhatikan banyak pembicara dari Indonesia yang masih muda-muda, usia 20-an dan 30-an. Juga banyak mahasiswa pascasarjana Indonesia yang belajar ekonomi kesehatan di Australia. Mereka adalah generasi baru ekonom kesehatan yang akan mempengaruhi pengembangan dan aplikasi ekonomi kesehatan di Indonesia. Sungguh menggembirakan, apalagi ketika membandingkan situasi 25 tahun yang lalu. Hanya sedikit yang belajar ekonomi kesehatan, bahkan dapat dihitung dengan jari.
Catatan akhir sebagai penutup
Sebagai penutup masih ada beberapa hal yang perlu dicatat untuk dikembangkan. Pertama; tidak banyak staf/pimpinan Kementerian Kesehatan Indonesia (bahkan mungkin tidak ada) yang mengikuti pertemuan ini, termasuk dari Badan Litbang Kesehatan. Sebagai perbandingan; dari Thailand sangat banyak staf peneliti dari lembaga penelitian kebijakan Kementerian Kesehatan yang mengikuti kegiatan ini. Di masa mendatang, diharapkan ada pimpinan dan/atau staf peneliti dari Kementerian Kesehatan yang hadir.
Catatan kedua, jumlah penyaji paper dari universitas di Indonesia masih sangat terbatas. Sebagian besar penyaji makalah dari Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada. Dalam hal ini ,UGM telah berusaha mendukung universitas lain dengan dukungan dari IDRC. Pada tahun 2012 dilakukan kursus penulisan artikel dan abstrak yang sebagian dikirim ke Sydney sehingga ada dosen Universitas Jendral Sudirman Purwokerto dan Poltekes Kementerian Kesehatan yang berhasil menyajikan presentasi di Kongres. Akan tetapi tetap saja jumlah dan variasi pembicara dari perguruan tinggi di Indonesia masih kurang. Memang masalah mahalnya biaya mengikuti kongres ini menjadi hambatan besar seperti yang terjadi di beberapa dosen yang gagal berangkat karena kesulitan pembiayaan.
Catatan terakhir adalah pengembangan asosiasi ilmu ekonomi kesehatan perlu digiatkan kembali. Berbagai paper menunjukkan bahwa topik dan metode penelitian ekonomi kesehatan semakin berkembang. Hal ini membutuhkan pengembangan serupa di Indonesia dimana setiap tahun diharap ada pertemuan ilmiah ekonomi kesehatan. Diperlukan juga pengembangan ilmu ekonomi kesehatan melalui penerbitan jurnal dan program pelatihan jarak-jauh untuk menjangkau dosen-dosen dan peneliti di ratusan perguruan tinggi ekonomi dan kesehatan di Indonesia. Dengan perkembangan ini diharapkan ada regenerasi ahli ekonomi kesehatan di Indonesia. Harapan besar terletak pada para senior ekonom kesehatan.
Sebagai penutup, Kongres Ekonomi Kesehatan tahun 2014 khusus Eropa akan dilakukan di Dublin, Irlandia. Sementara itu untuk World Congress berikutnya akan diselenggarakan di Milan, Italia pada tahun 2015. Setelah ini laporan reportase kongres ini terus disusun oleh tim dan akan dilakukan analisis abstrak-abstrak untuk bahan pembelajaran.
Sebagai penanggung-jawab tim UGM yang berangkat ke Sydney, saya mengucapkan terima kasih kepada para anggota tim yang telah bekerja keras untuk menyusun laporan Kongres Ekonomi Kesehatan Dunia di Sydney. Silahkan mengikuti terus Laporan Kongres dan analisisnya melalui web. Semoga berguna untuk kita semua.
- Salam dari Sydney yang dingin -
Oleh Prof Laksono Trisnantoro