Session Title: Bringing Evidence to Decision-Makers
Time: Monday 8:30 a.m.- 9:45 a.m.
Room Bayside Auditorium A
Chair:
Anni-Maria Pulkki-Brännström (University College London)
Pengantar
The emergence and institutionalization of the notion that virtually all kinds of policies should be based on scientific evidence is relatively recent, and there is little empirical evidence about what works to engage policy makers. This session demonstrates ways in which researchers may engage with stakeholders to make evidence more accessible. Ample time will be assigned for discussion of the challenges of engagement and to enable attendees to come up with concrete suggestions for public engagement in their own research.
Morrison et al. asked policy makers and other stakeholders at national and local levels to comment on the kind of evidence that they need to implement interventions to address inequalities in health. This had the dual purpose of learning in what format to present the results of the study, and also engaging and creating interest in the research from the outset.
Moreno-Serra reviewed the empirical evidence on alternative policies for cost containment as part of a OECD-commissioned project. The initial presentation of results has been followed by further invitations to present and discuss the findings with decision-makers in different countries.
Skordis-Worrall et al developed an online tool that summarises findings from a literature review on healthcare financing in a format accessible to non-academics. The interactive tool uses colour-coding and graphically indicates the relevance of individual studies to the user's chosen context.
1. Can an e-tool help decision makers navigate the evidence around health financing?
- Authors(8): Jolene Skodis-Worrall (University College London. Institute for Global Health) , Anni-Maria Pulkki-Brännström (University College London. Institute for Global Health) , Martin Utley (University College London. Clinical Operations Research Unit) , Gayatri Kembhavi (University College London) , Nouria Bricki (Save the Children UK) , Xavier Dutoit (Sydesy.com) , Mikey Rosato (University College London. Institute for Global Health) and Christina Pagel (University College London. Clinical Operations Research Unit)
Presenter:Jolene Skordis-Worrall (University College London. Institute for Global Health)
Dalam latar belakang, Jolene menyatakan bahwa ada kebutuhan besar untuk negara berpendapatan rendah dan menengah untuk memperkuat pembiayaan kesehatan. Namun situasinya sangat kompleks. Bagaimana meningkatkan investasi untuk kesehatan? Sangat sulit, terutama dalam masa krisis. Sejarah menunjukkan adanya Bamako Initiative di tahun 1987 yang menimbulkan masalah ketidakadilan karena menggunakanfeeketika masyarakat menggunakan pelayanan kesehatan. Namun penghilanganfeejuga menimbulkan masalah. Tantangannya adalah bagaimana menulis paper agaruser feeperlu digantikan dengantax-based financing?
Tujuan penelitian ini untuk menunjukkan bukti adanya pengaruh pada sistem pembiayaan dan mengembangkan alat berbasis web(e-tool)agarpolicy makersdapat mudah menavigasi bukti-bukti penelitian. Peneliti dibantu olehweb designerdan menuangkannya di web http src.rrtp.eu/study
Metode: Setelah mendapatkanliterature, Jolele menggunakan analisis tematik untuk meringkas dampat 7 mekanisme pembiayaan kesehatan pada 5 tujuan sistem kesehatan. Sebelas indikator negara dipergunakan untuk memberikan informasi mengenai relevansi setiap studi dalam konteks pengguna.E-tooldi web dipergunakan untuk menavigasireview literaturedengan penampilan yang menarik, hasi dari disainer grafis. Alat ini dievaluasi dengan menggunakanfeedbackdari pengguna-pengguna awal, survey online daninterviewmendalam dengan informan-informan kunci.
Hasil:E-toolmenunjukkan adanya ringkasan-ringkasan grafis yang memungkinkan pengguna dengan satu tampilan: jumlah studi yang relevan di literature, bermacam-macamnya bukti, dimana bukti masih kurang, dan bagaimana bukti yang mirip dengan situasi pengguna. Pengguna senang dengan penampilan visual dan mendapatkan pengalaman navigasi yang menyenangkan. Namun ada kekawatiran bahwa kekurangan bukti dapat menentang opsi-opsi pembiayaan dane-toolnya seperti terlalu menyederhanakan opsi kebijakan pembiayaan yang ada.
Sebagai kesimpulan dinyatakan bahwa bukti dapat dengan lebih mudah diakses dan dimengerti dengan menggunakan teknologi berbasis web dan penyajian grafis yang inovatif yang cocok dengan tujuan penggunan dan contextnya. Memang kemampuan tool e-mail tidak langsung terlihat nyata, namun dapat dipergunakan.
Biographical Details:
Jolene is an Economist with over 10 years' experience studying patient behaviour, health systems financing and medical poverty. Her applied research has focused primarily on the Economics of HIV/AIDS, Tuberculosis and maternal care, including treatment seeking behaviour, the financial burden of service use and the economic evaluation of complex interventions to improve health outcomes. She has worked directly with national governments, INGOs and local communities. Her current work is focussed on i) links between treatment seeking behaviour and poverty, ii) the impact of community participatory interventions on maternal capability, iii) the economic evaluation of a number of large scale interventions to reduce neonatal mortality and improve child development. She is also involved in the development of a number of new research initiatives.
2. Engaging policy makers in research on health inequalities in maternal and newborn health
Presenter:Joanna Morrison (University College London. Institute for Global Health)
- Authors(3): Joanna Morrison (University College London. Institute for Global Health) , Priyanka Josson and Tanja Houweling (University College London. Institute for Global Health)
Paper ini membahas mengenai bagaimana melibatkan pengambil kebijakan dalam riset . Dimulai dengan pernyataan bahwa sedikit pengetahuan mengenai riset untuk penetapan kebijakan dalam ketidakadilan di kesehatan ibu dan anak. Pendekatan yang dilakukan adalahmelakukan riset dan pendekatan kepadapolicy makers.Stakeholders engagementdibutuhkan karena pengambil kebijakan perlutacit knowledge. Joana memaparkan tujuan berupa menyajikan hasil penelitian menegnai ketidakdilan dalam kesehatan ibu dan anak di negara dalam 6 tempat penelitian. Membahas efektivitas pendekatan untuk melibatkan pengambil kebijakan dan praktisi di dalam dialog untuk mengurang ketidakadilan dan mengisi kekuranga bukti.
Metode yang dipergunakan oleh Joanna dan teman-teman yaitu menyelenggarakan diskusiround-tabledenganstakeholderkebijakan di level nasional dan lokal di 6 tempat dan menggunakan diskusi yang sama formatnya. Diskusi dicatat, direkam dan data dianalisis, dikategorisasi dalam:'barriers to reaching marginalized groups', 'what works to reach the marginalized', and 'evidence gaps'. Ada lima langkah dalammodel engagement yang dipakai yaitu: Start-up consultation, Regional Workshop, Dissemination, Uptake of recommendation, dan Study announcement
Hasil dipaparkan sebagai berikut:Diskusi-diskusi dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan berupa kemiskinan, biaya, dan kekurangan akses ke pelayanan kesehatan yang bermutu yang mengkibatkan tidak adanya perkembangan kesehatan di kalangan yang terpinggirkan. Pendekatan yang khusus disesuaikan lebih disukai dan penting untuk mengidentifikasi kelompok-kelompk yang rentan dan terpinggirkan. Dari pengalaman ini parastakeholdermerasakan adanya perbaikan umum dalam pelayanan kesehatan dan perbaikan akses untuk kelompok-kelompok terpinggirkan. Peran dari petugas kesehatan di garis depan sangat penting untuk menghubungkan masyarakat terpinggirkan dengan pelayanan kesehatan.Stakeholdermerasa perlu bukti lebih banyak. Evaluasi ketat terhadap intervensi yang sukses dapat menjadi proses pembelajaran .
Kesimpulan: Joanna dan teman-teman menemukan bahwa diskusi-diskusiroundtabledenganstakeholderssangat penting untuk meningkatkan pengetahuan bersama dengan tenaga yang berpengalaman . Tenaga berpengalaman ini berada dalam posisi baik untuk menggunakan bukti yang dihasilkan. Memulai dialog pada awal riset memudahkan kita untuk dukungan fasilitas dan belajar dari pengalaman tacit. Kami menjadi dapat menyesuaikan dan menunjukkan point-poin advokasi untuk merespon kebutuhan pengambil kebijakan dan pelaksana program.
Biographical Details:
Joanna is a senior research associate at the UCL Institute for Global Health. She works with local partners in Nepal to build research capacity and increase understanding of the issues affecting women and children's health, and retention of rural health workers. She is also part of a research consortium working with partners in Malawi, Bangladesh and India to research Maternal and Child Survival. She is interested in using participatory approaches to research and development, conducting process evaluations to understand the results of outcome evaluations, and specializes in qualitative research methodology. Current research interests are in local management of health facilities, retention of rural health workers, quality of care, measuring and understanding women's empowerment, inequalities in participation in community based organisations, and participatory community based interventions..
Presenter:Rodrigo Moreno-Serra (Imperial College London. Centre for Health Policy)
Banyak pemerintah di negara maju (OECD ) telah menetapkan kebijakan penghematan biaya di beberapa tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang mempertimbangkan melakukan reformasi untuk menurunkan pembiayaan kesehatan dan meningkatakan efisiensi di sistem kesehatan.
Rodrigo memaparkan penelitiannya untuk menilai bukti empiric dalam pembiayaan publik mempengaruhi berbagai kebijakan kesehatan untuk mengendalikan peningkatan biaya dalam sistem kesehatan. Dalam presentasinya Rodrigo berfokus pada tantangan-tangan yang diharapi oleh para penulis untuk menyusun metode dan presentasi hasil agar menghasilkan hasil yang baik ke audiens yang terdiri atas pengambil kebijakan. Di sisi lain bagaimana harus memberikan diseminasi ke peneliti lainnya agar terjadi keseimbangan. Tantangannya banyak dengan catatan waktu sedikit untuk penyajian data kuantitatif yang sering sulit dipahami oleh pengambil kebijakan. Pelajaran yang dapat ditarik dari pengalaman ini adalah: pertemuan tatap mukaface to facemasih diperlukan. Jadi tidak cukup hanyapolicy brief. Jika riset memang menjadi inisiatif pengambilan kebijakan memang akan lebih baik. Timing untuk pelibatanpolicy makerssangat penting. Tantangan untuk mempertahankan reputasi dan independensi merupakan isu utama. Termasuk disini adalah bagaimana memberikan kebenaran yang tidak menyenangkan.
Biographical Details:
Rodrigo Moreno-Serra is a health economist and MRC Research Fellow at Imperial College London's Centre for Health Policy. He obtained a PhD in Economics from the University of York and previous degrees from the University of Sao Paulo (Brazil). His professional appointments include spells at the World Bank, University of Sao Paulo and Federal University of Sao Paulo, as well as consultancy work for institutions such as WHO, OECD and the Rockefeller Foundation.
Relevansi untuk Indonesia:
Sesi ini menarik bagi para peneliti kebijakan kesehatan di Indonesia yang berusaha membangun kerjasama yang positif dengan pengambil kebijakan. Teknik melibatkan pengambil kebijakan dan presentasi serta bantuan teknologi dibahas pada sesi ini.
Penulis: Laksono Trisnantoro