12 September 2013
UHC M&E using household survei data for equity monitoring- Concepts and
Principles of Health Equity in Thailand
Oleh: dr. Phusit Prakongsai, Ph.D.
PKMK-Bangkok. Di hari ketiga, dr. Phusit memberikan gambaran dan pengertian terhadap health equity. Definisi menurut the international society for equity in health adalah “the absence of systematic and potentially remediable differences which are unnecessary and avoidable, but in addition, are also considered unfair and unjust, in one or more aspects of health across populations or population subgroups defined socially, economically, demographically, or geographically”. 3 determinan yang tidak dapat dihindari sebagai contoh adalah variasi biologi, perilaku yang bebas dipilih, permasalahan kesehatan yang terjadi secara singkat. Sedangkan empat determinan yang dapat dihindari adalah perilaku yang dapat dipilih secara jelas, paparan yang berbeda, akses terhadap kesehatan, dan terkait mobilitas sosial.
Seringkali orang masih bingung antara equity dan equal. Berikut diberikan contoh: orang tua dengan kunjungan rawat jalan 10 kali/tahun dibandingkan dengan anak muda yang berkunjung 3 kali/tahun. Apakah ini dapat disebut equity? Ya, karena mereka memiliki kebutuhan yang berbeda. Namun dalam hal ini, disebut inequality karena terdapat perbedaan diantara keduanya. Health equity dibagi menjadi tiga filosofi, yakni: libertarianisme, dianggap equity dengan standar minimum yang sama untuk semua orang, sebagai contoh penetapan standar pelayanan minimal di seluruh kabupaten kota. Sedangkan yang berlawanan adalah egalitarianisme, pelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan kebutuhan, sebagai contoh pemerintah membangun puskesmas di daerah terpencil. Hal yang terakhir adalah diantaranya, disebut utilitarian. Equity dipertimbangkan dari sisi efisiensi dan cost benefit, apakah lebih baik memberikan dana terhadap orang tua untuk transplantasi ginjal atau menyelamatkan beberapa anak dengan demam berdarah. Equity juga bisa dibagi dua, yakni veritikal dan horizontal. Equity horizontal adalah memberikan terapi yang sama pada kebutuhan yang sama. Sedangkan vertikal yakni memberikan terapi sesuai dengan kebutuhan kelompok tertentu.
Lorenz curve yang dikembangkan oleh Lorenz di tahun 1905 menjadi dasar grafik yang merepresentasikan proprosi distribusi berdasarkan presentasi kumulatif. Secara sekilas, koefisien gini dan konsentrasi index juga dijelaskan dalam presentasi ini. Nilai negatif yang digambarkan dengan kurva di atas garis 45 derajat menggambarkan terkonsentrasinya sebuah pelayanan atau health outcome pada populasi kuantil bawah, dan sebaliknya. Beberapa dimensi dari equity adalah pembiayaan kesehatan, akses layanan kesehatan, status kesehatan, distribusi subsidi pemerintah, distribusi risiko kesehatan, dan kualitas pelayanan kesehatan. Semua dimensi tersebut dapat dilihat berdasarkan geografi-regionalisasi, perkotaan dan pedesaan demografi, jenis kelamin, umur, sosial-pendidikan, pekerjaaan, ekonomi-pendapatan serta kesejatahteraan.
Thailand telah menganalisis bagaimana equity trend pengguna asuransi kesehatan dan layanan yang digunakan. Analisis terhadap tren turunnya pengeluaran terhadap kesehatan, namun sebaliknya terdapat tren kenaikan pengeluaran terhadap rokok dan alkohol. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur equity ini dengan mudah adalah melalui software ADePT yang dapat di-download secara free.
Dalam sesi berikutnya, pelatihan langsung penggunaan ADePT untuk mengukur equity. Terdapat dua latihan utama, yakni mengukur equity utilisasi rawat jalan dari fasilitas kesehatan dan mengukur equity status gizi anak. ADePT merupakan software gratis yang diperkenalkan oleh World Bank. Sofware ini dapat dugunakan secara mudah sebagai alat untuk menghitung data dan menganalisisnya dalam bentuk grafik dan perhitungan statistika. Pada sesi pelatihan penggunaan ADePT, digunakan dataset dari Thailand. Pertama penggunaan data set mengenai HouseHod survei dan data set dua adalah mengenai kesehatan anak. Hal yang menarik di sini adalah penggunaan data survey untuk menghitung dan menganalisis. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk melihat kelemahan dan tantangan dalam pelaksanaan UHC. ADePT ini juga bisa digunakan untuk monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan UHC