UHC M&E using health facility data-practice session
Monitoring and Evaluation of Universal Health Coverage: II. Approaches to facility-based data
Dr Supon Limwattananon
Dr Supon LimwattananonBangkok- Pengukuran efisiensi dapat dilakukan dengan cara membuat sebaran fasilitas kesehatan antara variabel biaya dan health outcome. Namun sebelum dilakukan perbandingan, seringkali kita melupakan untuk melakukan normalisasi dari data karena daerah yang satu tidak dapat langsung dibandingkan secara kasar. Oleh karena itu, sebelum sesi hari ini berakhir, dilakukan praktum hands on untuk membuat rate yang terstandarisasi. Untuk pelatihan, file excel dapat di download di sini
Kasus: hendak diukur angka kasus diabetes mellitus dari setiap daerah cakupan regionalisasi fasilitas kesehatan. Pada dasarnya, kita dapat dengan mudah melakukan crude rate dengan membagi jumlah admisi dengan jumlah populasi berisiko. Namun seringkali hal ini menjadi tidak adil, karena daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki tingkat risiko yang berbeda pada dasarnya. Berikut adalah langkah dan formula untuk mengembangkan rate yang terstandarisasi:
- Ditentukan faktor risiko kejadian DM. Dalam hal ini adalah umur dan jenis kelamin. Dengan asumsi orang dengan umur yang lebih tua memiliki kesempatan yang lebih tinggi terkena DM.
- Dimungkinkan terdapat data missing dari data rinci per kelompok umur dan jenis kelamin. Oleh karena itu, diputuskan untuk tetap dimasukkan dalam kategori umur tertentu atau didistribusikan, atau dikeluarkan.
- Data yang masih missing diisi dengan angka “0”, agar dapat diperhitungkan.
- Hitung, specific rate = jumlah admisi per kelompok umur per daerah / jumlah populasi per kelompok umur per daerah * 100.000.
- Hitung, weighted rate = specific rate * populasi per daerah / total populasi
- Hitung, standardize rate =
Demikian setelah latihan, pembicara mengatakan bahwa hal sejenis dapat dilakukan untuk melakukan standarisasi dalam ekspektasi kematian dari rumah sakit yang berbeda jenis.
