Inefisiensi pengeluaran kesehatan mengakibatkan sekitar 1-1,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB) global terbuang sia-sia di berbagai wilayah, sehingga menjadi tantangan yang signifikan bagi negara-negara yang berusaha mengoptimalkan pengeluaran kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efisiensi belanja kesehatan pemerintah di enam negara ASEAN dengan belanja kesehatan pemerintah per kapita terendah, dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Selain itu, regresi Tobit digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi pengeluaran kesehatan pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar negara belum mencapai nilai efisiensi maksimum selama bertahun-tahun, menggarisbawahi perlunya peningkatan manajemen anggaran dan reformasi dalam implementasi kebijakan kesehatan. Analisis regresi Tobit menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi, tingkat urbanisasi, dan proporsi belanja kesehatan pemerintah dalam belanja kesehatan saat ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap skor efisiensi. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi publik dan pembangunan perkotaan berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi dalam pengeluaran kesehatan. Sebaliknya, total emisi karbon memiliki dampak negatif terhadap efisiensi, yang menekankan pengaruh faktor lingkungan terhadap kinerja sistem kesehatan.