Jaminan Kesehatan Universal (JKN) bertujuan untuk memastikan akses ke layanan kesehatan berkualitas tanpa beban finansial. Studi ini membandingkan model JKN di Indonesia, Malaysia, dan Thailand untuk mengidentifikasi kekuatan, tantangan, dan peluang perbaikan. Melalui analisis literatur komparatif, penelitian ini menyoroti perbedaan signifikan dalam mekanisme pendanaan, cakupan populasi, efisiensi layanan, dan implementasi kebijakan. Malaysia berhasil memanfaatkan pendapatan per kapita yang tinggi untuk menyediakan jaminan kesehatan universal melalui layanan yang didanai pajak, sementara Thailand menunjukkan pengelolaan sumber daya yang efisien dengan skema “30 Baht”, memastikan akses universal meskipun tingkat pendapatan moderat. Meskipun Indonesia menghadapi tantangan akibat populasi yang besar dan pendapatan per kapita yang rendah, negara ini telah mencapai kemajuan signifikan, mencakup 86% populasi sejak diluncurkannya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014. Berdasarkan temuan tersebut, rekomendasi kebijakan meliputi peningkatan mekanisme pembiayaan, peningkatan efisiensi layanan, dan memastikan akses yang lebih luas ke layanan kesehatan di semua wilayah. Bagi Malaysia dan Thailand, menjajaki model pembiayaan berkelanjutan dan mengatasi ketidaksetaraan dalam kualitas layanan kesehatan dapat membantu memastikan keberlanjutan UHC jangka panjang. Bagi Indonesia, meningkatkan kepatuhan pembayaran premi, meningkatkan infrastruktur kesehatan, dan mengatasi defisit pendanaan merupakan kunci.