12 September 2013
Health Delivery System at Samutsongkram Province,
under the context of UHC
Kunjungan Ke Provinsi Samutsongkram
PKMK-Samutsongkram. Kunjungan ke Rumah sakit provinsi diawali dengan perjalanan darat selama satu jam. Rombongan dari lima negara itu diterima oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi beserta seluruh jajarannya yang ada di Rumah sakit.
Acara diawali dengan pembukaan oleh dr. Rawee Siriprasert sebagai Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dan dilanjutkan dengan presentasi tentang gambaran umum RS Somdejphraphutthalertlar. Kepala Dinas Propinsi menyampaikan presentasi mengenai Integration of Health Promotion, Curative Care and Rehabilitation.
Beliau menyampaikan bahwa pembangunan atau pengembangan membutuhkan gedung yang memadai, personnel dan uang sehingga menghasilkan kebutuhan seperti apa yang kita inginkan dengan parameter-parameter yang jelas. Strategi untuk integrasi adalah : a). terpusat pada pasien, b). layanan teknologi yang tepat, dan c). kenyamanan ruang untuk untuk bekerja, yang berarti masing-masing orang mengetahui tanggung jawab dan tugas masing-masing. Salah satu caranya dengan High way for High and Integration Program yaitu:
- Clear Design (dengan 5W1H), What, Who, Where, When, Why and How
- Care and Concious Operation (input-proses-output)
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi memaparkan sedikit pengalamannya dalam menangani pasien dengan DM atau Hipertensi, dibagi menjadi tiga kategori, yaitu PP, OP dan IP. Promosi dan preventif (PP) merupakan behaviour dasar, yang diharapkan dapat terintegrasi dalam perilaku harian pasien. Terdapat lima basic behaviour yang dapat diubah, yaitu makanan, latihan fisik, mood, alkohol dan merokok. Untuk makanan, beliau mencontohkan dengan mengubah makanan pokok masyarakatnya menjadi beras coklat (brown rice) yang merupakan whole grain dengan kandungan serat yang lebih tinggi. Untuk latihan fisik, perilaku yang kerap kita lakukan adalah berjalan maka beliau menganjurkan kepada pasiennya untuk berjalan secara aktif. Untuk mood, beliau mencontohkan menggunakan metode meditasi atau slow breathing. Sedangkan untuk alkohol dan merokok, sudah dicanangkan undang-undang alcohol beverage control dan larangan merokok.
Rehabilitasi rawat jalan dibedakan berdasarkan propinsi, distrik atau subdistrik. Jika pasien datang dengan keluhan berat yang tidak bisa ditangani di district hospital, maka pasien akan dirujuk ke provincial hospital. Hingga hari ketujuh, pasien akan ditangani sebagai pasien rawat inap, diharapkan setelah hari ke-8 dia dapat keluar dari rumah sakit dan kembali ke rumah sakit distrik untuk berada pada perawatan khusus dan dirawat di RS Distrik. Setelah hari ke-90, pasien akan ditangani sebagai home ward, common care dan family care (perawatan khusus, perawatan umum dan perawatan dokter keluarga).
Untuk kondisi rumah sakit sendiri, dr. Jittarat menjelaskan bahwa rumah sakit memiliki jaringan 19 rumah sakit promosi kesehatan di tingkat kecamatan, tiga layanan primer di bawah rumah sakit somdej phra phuttha dan satu pusat kesehatan di bawah pemerintah daerah. Total pegawai 883 dengan dokter sebanyak 37 orang. Total tempat tidur sebanyak 311. Digunakan sistem rujukan dengan budget UCS selama tahun 2013 sebesar 100 juta bath dari 168 juta bath untuk seluruh provinsi. 25% pembayaran dilakukan secara prepaid dan sisanya didasarkan pada kinerja.
Di rumah sakit ini kita melakukan kunjungan pertama yaitu untuk tempat pendaftaran pasien. Tempat pendaftaran ini mulai buka jam 06.00 pagi dan tutup pada jam 20.00 waktu Thailand. Setelah tutup pasien akan diarahkan ke bagian pencatatan pasien. Tugas di pendaftaran ini yaitu untuk mengecek status asuransi yang terdaftar dan dari mana asal atau wilayah pasiennya. Pendaftaran pasien tersebut juga dilengkapi dengan berbagai form yang berbeda.
Kunjungan selanjutnya adalah ke pusat penanganan klaim. Di kantor inilah semua klaim di proses. Dari keterangan sebelumnya, bahwa klaim yang dibuat sudah tidak menggunakan kertas. Namun di lapangan tidak demikian. Klaim tetap dicetak dan lengkap, yang berisi dari data pasien, medical record, layanan perawatan, jenis obat dan lain-lain. Terlihat dalam gambar bagaimana staf menjawab beberapa kegusaran peserta course mengenai klaim yang diajukan, seperti berapa klaim yang masuk, apa saja yang diajukan di kertas klaim bagaimana melakukan otorisasi klaim, hingga apakah klaim juga diaudit, siapa yang melakukan audit dan lain sebagainya. Kunjungan di kantor penanganan klaim inilah akhir kunjungan kami di Rumah Sakit Provinsi. Kunjungan dilanjutkan ke Health Center Charlerm Prakiet sebagai salah satu layanan kesehatan primer.
Fasilitas layanan kesehatan primer ini bertanggung jawab atas enam desa, 1.053 rumah tangga, 5.299 populasi. Pelayanan dibuka dari pukul 7.30 pagi hingga 7 malam. Jumlah pasien yang dilayani di kisaran 50 pasien per hari. Sistem pendaftaran dibuat web-based dan tersambung dengan data center di pusat. Health center ini di kepalai oleh bukan seorang dokter atau lulusan kesehatan, tenaga medis utama di Health Center adalah perawat, dan tenaga ahli Thai traditional medicine. Seluruh tenaga kesehatan di Health Center ini hanya enam orang. Dokter umum datang secara bergilir dari rumah sakit distrik setiap bulannya. Pelayanan gigi hanya setiap Rabu, saat dokter gigi bertugas. Tiga kegiatan utamanya adalah pelayanan penyakit umum, pengobatan penyakit kronis dengan upaya promotif preventif dan pengobatan tradisional Thailand. Pelayanan untuk ibu hamil tidak tersedia di level Health Center. Semua ibu hamil akan dirujuk ke rumah sakit distrik. Hal yang unik di Thailand mengingat mereka tidak ‘memproduksi’ bidan, maka perawat dilatih untuk membantu persalinan meskipun hanya untuk kondisi emergensi. Kepala Dinas Propinsi berdalih bahwa akses ke rumah sakit distrik di Thailand sangat mudah yang menyebabkan diberlakukannya kebijakan ini.
Ruangan Health Center sangat rapi, bersih, luas, dan ventilasi alami. Seluruh budget untuk operasional berasal dari pemerintah, sedangkan obat dan peralatan berasal dari rumah sakit. Mereka pun menjual beras coklat yang berguna untuk penderita Diabetes Melitus seharga 40 bath (20 ribu rupiah).
Penasaran dengan banyak hal maka sempat kami menanyakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian penyakit menular seperti kasus demam berdarah dengue maka tenaga kesehatan dibantu dengan kader (volunteer) di setiap desa melakukan upaya pencegahan di tingkat larva, nyamuk dan pasien. Tenaga sukarela tersebut berjumlah 30 orang dan masing-masing desa 5 orang. Pada kasus-kasus TB, caregiver (PMO) ditempat kita juga diharapkan dari keluarganya. Khusus untuk TB angka kesembuhan cukup tinggi sekitar 87% walaupun sudah mulai ada yang mengarah pada TB MDR (Multi Drug Resistant)
Berikut Foto-Foto Kegiatan Kunjungan ke Provinsi Samutsongkram Thailand