Reportase Kegiatan :
Manajemen Perguruan Tinggi dan Blended Advocacy Monev JKN 2015
Kepemimpinan Keilmuan dan Tantangannya
PKMK – Keberadaan dan keberhasilan sebuah lembaga Pendidikan Tinggi sangat bergantung pada input, proses, output dan outcome dimana semua tahapan tersebut harus dikendalikan oleh seorang pimpinan yang capable di bidangnya. Sejalan dalam pemaknaan tersebut, PKMK FK UGM kembali menyelenggarakan diskusi tentang Manajemen Perguruan Tinggi sekaligus merupakan diskusi mingguan pada program Blended Advocacy Monitoring dan Evaluasi Kebijakan JKN tahun 2015 oleh lembaga independen.
Diskusi ini membahas mengenai kinerja dosen yang seyogyanya sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menjadi tolak ukur bagi universitas dalam meningkatkan kualitas dan kinerja Perguruan Tinggi itu sendiri. Sayangnya, banyak tantangan yang signifikan dialami oleh perguruan tinggi, salah satunya adalah kepemilikan SDM yang handal yang disebut dengan Pemimpin Keilmuan.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D memberikan pemaparan mendalam mengenai Pemimpin Keilmuan di Perguruan Tinggi yang dinyatakan berbeda dibandingkan pemimpin struktural seperti Dekan atau Rektor. Pemimpin keilmuan merupakan pemimpin dalam bidang ilmu yang mempunyai visi, dedikasi, passion, networking, dan memiliki pengaruh tinggi serta dihargai oleh kelompoknya dalam pengembangan ilmu. Tentu saja hal ini memberikan dampak yaitu minimnya ketertarikan bagi generasi muda lulusan S3 untuk hanya sekedar menjadi Pemimpin Keilmuan. dan tantangan yang dihadapi. Pertanyaan besar yang disodorkan dalam diskusi ini adalah keinginan seorang dosen menjadi Scientist Leader.
Diskusi yang disajikan dalam waktu satu setengah jam pada 2 April 2015 di Ruang Senat, Gedung KPTU Lt. 2 Fakultas Kedokteran UGM ini juga mendapatkan banyak gambaran dari pembahasan bersama Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D dan drg. Ika Dewi Ana, DDS, Ph.D karena dikemas dalam bentuk sharing pengalaman. Berproses dari pengalaman tersebut, peran seorang pemimpin sangat penting dalam menghasilkan penelitian yang baik bagi lembaganya. Sayangnya, menumbuhkan passion seseorang kembali menjadi tantangan tersendiri. Padahal peluang dan kesempatan pengembangan penelitian cukup banyak, bahkan tak jarang sering mengalami kekurangan SDM.
Oleh karena itu, dalam diskusi juga disampaikan beberapa alternatif bagaimana sebaiknya mempersiapkan elemen kunci yaitu mempersiapkan SDM menjadi seorang pemimpin keilmuan. Salah satunya adalah tetap menjadi pemimpin keilmuan walaupun secara struktural juga memiliki jabatan. Hal ini justru menjadi keuntungan tersendiri untuk memberikan akses pada peningkatan kualitas SDM dan ketersediaan dana penelitian. Di lain pihak, lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi bukanlah lembaga riset semata, sehingga perlu untuk memetakan SDM sesuai dengan kebutuhan masing – masing fakultas. Hal ini juga diharapkan agar terjadi keseimbangan antara akademik dan keilmuan dalam pedoman kebijakan – kebijakan lainnya.
Kali ini, PKMK masih mengedepankan teknologi webinar dan live streaming dalam diskusi sebagai sarana bagi seluruh masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan diskusi jarak jauh. Sebagai bagian dari program mingguan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan JKN tahun 2015 bagi Lembaga Independen, peserta webinar pada diskusi ini berasal dari perwakilan tim universitas terdaftar yaitu FK Universitas Riau, FKM Universitas Hasanuddin, FKM Universitas Mulawarman, FKM Universitas Jenderal Soedirman, FKM Universitas Andalas, P2K3 Universitas Nusa Cendana dan FKM Universitas Airlangga.
Materi Tantangan Pengembangan Pemimpin Keilmuan di UGM