15 May 2012
Bencana yang kerap kali terjadi di Indonesia membuat pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tahun 2011 masih didominasi bentuk donasi. Program donasi paska bencana itu tetap menjadi pilihan beberapa perusahaan lokal dan nasional karena masih belum komprehensif memahami CSR. Bencana yang kerap kali terjadi di Indonesia membuat pelaksanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan tahun 2011 masih didominasi bentuk donasi. Program donasi paska bencana itu tetap menjadi pilihan beberapa perusahaan lokal dan nasional karena masih belum komprehensif memahami CSR. Evaluasi setengah tahun pertama pelaksanaan program CSR ini disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Business Links (IBL), Yanti Triwadiantini Koestoer. Menurutnya, setengah tahun Ini pelaksanaan CSR kebanyakan masih berbentuk donasi karena berkaitan dengan bencana yang belakangan terus terjadi di Indonesia. Selain itu, kata dia, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan semakin menggiatkan perusahaan untuk menjalankan program CSR-nya dalam bentuk donasi. Walaupun bantuan berbentuk donasi masih perlu dilakukan, namun program donasi ini dinilai kurang tepat bagi strategi bisnis perusahaan. Menurut Yanti, perusahaan seharusnya tetap memiliki prioritas program CSR yang strategis bagi keberlangsungan perusahaan. Dalam hal ini adalah bentuk CSR yang dilaksanakan tetap berkaitan dengan inti bidang bisnis perusahaan tersebut. Bantuan yang diberikan berbentuk donasi seharusnya lebih bersifat pemberdayaan dan tetap sustainable bagi perusahaan. Maksud program CSR yang berkelanjutan itu adalah pelaksanaan tanggung jawab sosial yang strategis bagi bisnis perusahaan tersebut. Langkah tersebut memberikan nilai tambah tidak hanya bagi masyarakat tapi juga bagi perusahaan (profitable). "Karena makna CSR sebenarnya bukanlah donasi," ujarya. Beberapa bidang pelaksanaan CSR strategis yang telah dikembangkan perusahaan tersebut, menurut Yanti, diantaranya berfokus pada kesehatan dan pendidikan. Kedua bidang ini memiliki kelebihan. Bagi masyarakat, sangat erat berkaitan dengan kebutuhan hidup mereka, sedangkan bagi perusahaan mudah untuk dikaitkan dengan inti bisnis perusahaan. Kebanyakan perusahaan yang bergerak di bidang konsumsi seperti makanan dan minuman, kimia, farmasi serta obat-obatan herbal cenderung menggunakan program CSR strategisnya di bidang kesehatan. Sedangkan di bidang pendidikan, perusahaan akan memokuskan pada investasi sumber daya manusia selain bagi masyarakat juga bagi perusahaan. Contoh CSR strategis di bidang kesehatan, kata Yanti, adalah yang dilaksanakan oleh salah satu produsen makanan ringan, wafer Tango. Di bawah grup perusahaan PT Orang Tua (OT), produsen wafer Tango menjalankan CSR strategisnya yaitu program Tango Peduli Gizi (TPG) Anak Indonesia. Program ini telah dijalankan Tango sejak tahun 2010 di wilayah Nias, Sumatra Utara dan Ruteng. NTT. Pada tahun 2011 OT Grup menjalankan kembali program TPG dibeberapa wilayah terpecil di Nias, Sumatra Uatara selama tujuh bulan mendatang, Juli 2011 hingga Februari 2012. "Pada tahap selanjutnya program TPG ini diharapkan dapat membantu keluarga Nias mempertahankan kesehatan dan status gizi anak yang telah pulih dari gizi buruk," ujar Yanti Triwadiantini Koestoer. Manajer Humas PT OT Group, Yuna Eka Kristina mengatakan Program Tango Peduli Gizi Anak Indonesia ini adalah wujud kepedulian dalam perbaikan gizi anak Indonesia. "Setelah evaluasi terhadap program TPG sebelumnya di tahun 2010 lalu, program ini telah berhasil memulihkan 72 anak yang menderita gizi buruk meningkat statusnya menjadi baik dan cukup, papar Yuna Eka Kristina. Beasiswa AdaroSalah satu perusahaan yang juga melakukan CSR strategis, yakni di bidang penddikan, adalah PT Adaro Indonesia. Perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia itu terus berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Indonesia. Komitmen itu antara lain ditunjukkan dengan memberikan beasiswa kepada 23 siswa terbaik dan berprestasi di wilayah operasionalnya di Kalimantan Selatan. Beasiswa itu diserahkan oleh Chief CSR PT Adaro Indonesia, Mohammad Efendi melalui Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Yonni Koesmaryono MS dan Prof Dr Ir Sumardjo MS selaku Direktur CARE IPB. Acara tersebut diadakan di Auditorium Fakultas Pertanian IPB. Bogor, Jawa Barat, Kamis, (28/7). Pemberian beasiswa ke IPB sebelumnya telah dilaksanakan Adaro pada tahun ajaran 2010/2011 kepada 10 siswa terbaik asal Kabupaten Tabalong. Untuk tahun ajaran 2011/2012. beasiswa diberikan kepada 23 siswa yang berasal dari tiga kabupaten di wilayah operasional perusahaan, yaitu Balangan, Tabalong dan Barito Selatan. Mohammad Effendi mengatakan Beasiswa Utusan Daerah (BUD) ini merupakan salah satu upaya Adaro mendukung program Pemerintah Daerah, dalam rangka mewujudkan visi misi Pemerintah Daerah yaitu masyarakat sehat, cerdas, sejahtera berbasis agamis. Melihat mayoritas masyarakat di wilayah operasional perusahaan bermata pencaharian di sektor pertanian, kehutanan, perikanan, perkebunan dan agribisnis lainnya. Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, kata Effendi, sektor yang akan dikembangkan adalah sektor yang sesuai dengan potensi daerahnya, yaitu sektor agribisnis kehutanan dan perikanan. "Melalui beasiswa ini kami berharap para siswa dapat kembali ke daerah dan membangun daerahnya," ujar Mohammad Effendi. Kepala Dinas Pendidikan Tabalong, Drs Erwan Mardani SH M AP menyampaikan harapannya agar ke depan program BUD ini dapat terus berlanjut. Menurutnya, beasiswa BUD dari Adaro ini merupakan program yang strategis untuk mewujudkan visi masyarakat cerdas. "Kami berharap Adaro terus menjalankan program ini sehingga cita-cita anak berprestasi dari Tabalong dapat terwujud demi kemajuan daerah." Tutur Erwan Mardani (As published in Republika, 4 August 2011) Referensi: |