Reportase PGF 2017
Sesi Symposium
Hari Pertama 20 Juli 2017
Thailand
Planetary Health: are we heading towards the 6th extinction?
Prof. Monir Islam (Liverpool School of Tropical Medicine)
Sesi ini membahas isu pertumbuhan penduduk dan perilaku mereka sebagai salah satu faktor fundamental yang mempengaruhi situasi kesehatan secara global. Contohnya adalah deforestasi di Afrika,salah satunya diakibatkan oleh pertumbuhan penduduk yang membutuhkan lahan dan pembangunan. Di samping itu, pertumbuhan penduduk di Afrika juga mendorong kebutuhan makanan yang cukup besar sehingga berbagai bahan pangan dibutuhkan termasuk hewan liar. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong berpindahnya virus Ebola dari binatang ke manusia. Pertumbuhan penduduk juga mendorong pergerakan penduduk sehingga penyebaran virus Ebola meluas secara cepat.
Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali tentu saja akan mengakibatkan masalah bila ekosistem yang tersedia tidak dapat menyediakan yang dibutuhkan oleh penduduk (bahan pangan, persediaan air bersih, sistem sanitasi, sumberdaya dan energy, pertumbuhan ekonomi, dan sebagainya), khususnya bila pergerakan mereka (untuk pindah ke negara lain) juga terbatas. Kebutuhan manusia untuk bertahan hidup mendorongnya untuk menghancurkan ekosistem dan pada gilirannya menanggung dampaknya.
Premis-premis fundamental ini dibahas untuk mendorong kita berpikir secara serius untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk.
Planetary Health: Problems in Southeast Asia
Dr Virasakdi Chongsuvivatvong (Prince of Songkla University)
Asia Tenggara sesungguhnya memiliki kekayaan sumberdaya ekosistem yang luar biasa dan kemampuan untuk memproduksi pangan. Secara garis besar, Asia Tenggara memiliki tingkat kerawanan yang rendah dan kemampuan resilient yang cukup. Namun, pertumbuhan penduduk dan upaya pemenuhan kebutuhannya telah mengakibatkan perubahan cuaca dan kerusakan alam. Akibatnya, wilayan Asia Tenggara juga merupakan salah satu wilayah yang akan paling menderita, misalnya akibat faktor GHG emissions (Indonesia adalah ‘penyumbang’ terbesar untuk emisi GHG), polusi termasuk polusi air dan tanah, deforestasi akibat perluasan lahan untuk tanaman monokultur, polusi udara (Riau dan Palangkaraya, misalnya adalah wilayah paling terpolusi akibat pembakaran hutan), dan sebagainya. Dampaknya, banyak gangguan kesehatan yang diderita di wilayah Asia Tenggara, dan kita dapat memperkirakan semakin memburuknya status kesehatan apabila tidak ada perbaikan mendasar yang kita lakukan untuk mengurangi polusi, mempertahankan sumber-sumber air bersih, memperbanyak wilayah hijau dan menjaga biodiversity serta melakukan produksi dan konsumsi yang lebih bertanggungjawab.
Oleh: Shita Listyadewi (konsultan PKMK FK UGM)