Kerangka Acuan Forum Tingkat Tinggi Pembelajaran Antar Negara untuk
Perluasan Cakupan Sektor Informal Menuju Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
29 September – 2 Oktober 2013 Royal Ambarrukmo Hotel Jogjakarta
Latar Belakang
Banyak negara di dunia, dan yang tergabung dalam Joint Learning Network for Universal Health Coverage (JLN) sedang berupaya menuju Cakupan Kesehatan bagi seluruh penduduknya (UHC), termasuk Indonesia, Filipina, Thailand, China dan Korea. Umumnya Jaminan kesehatan bagi pegawai pemerintah, tentara/polisi, pegawai swasta formal dan masyarakat miskin sudah ada mekanisme yang mengatur dan sudah berjalan meskipun masih ada kendala di lapangan. Hal yang menjadi tantangan saat ini adalah bagaimana mencakup masyarakat di sektor informal dan atau hampir miskin seperti petani, nelayan, supir, pedagang kaki lima, dsb.
Khusus untuk Indonesia, hal itu merupakan tantangan yang harus dihadapi dan memerlukan masukan dari berbagai pihak mengingat bahwa BPJS Kesehatan akan mulai dilaksanakan pada tahun 2014. Semua warga negara Indonesia termasuk pekerja informal dan formal pada akhir tahun 2019 akan mendapatkan jaminan kesehatan. Namun keadaan saat ini, sejumlah besar pekerja sektor informal belum tercakup dalam jaminan kesehatan. Meskipun ada perluasan Jamkesmas dari 76,4 juta orang menjadi 86,4 juta yang akan dicakup BPJS tahun 2014, sejumlah besar pekerja sektor informal ini masih belum tercakup jaminan kesehatan.
Pekerja sektor informal adalah pekerja yang tidak mendapatkan gaji (unsalaried) dan tidak memiliki hubungan formal perusahaan-karyawan atau disebut sebagai pekerja di luar hubungan kerja (LHK). Ada sekitar 73,2 juta orang di Indonesia termasuk dalam kategori pekerja sektor informal (diantaranya 53,2 juta mendapatkan upah dan 20 juta lagi tidak mendapatkan upah). Menurut Informal Economy Study (IES)1 tahun 2011/2012, sekitar 31,2 juta pekerja sektor informal (yang mendapat upah) tidak akan ditanggung jaminan kesehatan pada tahun 2014.
Persoalan yang perlu diperhatikan adalah, akan ada sejumlah besar pekerja informal yang tidak termasuk dalam kategori penerima bantuan iuran, harus membayar iuran/kontribusi kepada BPJS Kesehatan, termasuk pekerja informal yang dekat titik cutoff (pemisah antara wajib membayar dan tidak); yaitu dengan hanya sedikit peningkatan pendapatan akan mengakibatkan mereka harus membayar iuran/kontribusi secara penuh dan begitu pula sebaliknya. Di sisi lain, jika semua pekerja sektor informal mendapat subsidi bantuan iuran, maka akan terjadi orang dengan kemampuan membayar yang sama akan diperlakukan secara berbeda berdasarkan status hubungan kerja mereka (formal vs. informal). Dan, seperti yang Wagstaff (2012) telah temukan di Thailand, kontribusi pemerintah ternyata mendorong terjadinya informalisasi yang lebih besar.
Kemampuan membayar dan kemauan membayar iuran jaminan kesehatan merupakan dua isu yang perlu diperhatikan. Masyarakat belum beranggapan bahwa iuran sebagai sesuatu hal yang baik. Hal ini dilihat dari masih tingginya pengeluaran langsung (out-of-pocket),serta belum maksimalnya penggunaan fasilitas layanan (mungkin belum memenuhi kualitas yang diinginkan).
Di sisi sektor keuangan, iuran jaminan kesehatan diperlukan untuk menjamin kebijakan fiskal yang sehat dan sebagai komplemen terhadap anggaran pemerintah yang terus meningkat untuk sektor kesehatan dan subsidi jaminan kesehatan masyarakat miskin
Oleh karena itu beberapa kalangan berpendapat bahwa strategi yang komprehensif diperlukan untuk menangani masalah sektor informal, yakni meliputi konseptualisasi, kebijakan implementasi, perencanaan, pemasaran sosial, partisipasi, dan metode pengumpulan iuran. Unsur-unsur strategi implementasi dapat diujicobakan di beberapa daerah, dengan mempertimbangkan keragaman sektor informal dalam hal karakteristik sosial ekonomi, sosial budaya dan daerah. Beberapa pemikiran yang sering mengemuka antara lain, apakah kebijakan iuran/kontribusi atau subsidi, atau beberapa kombinasi akan digunakan untuk mencapai target cakupan Jaminan Kesehatan Nasional pada tahun 2019.
Tujuan
Sesuai dengan pendekatan countres practice learning to learning practice dalam JLN, forum ini bertujuan:
- Mengkaji isu mengenai perluasan cakupan kesehatan dengan fokus pada masyarakat hampir miskin dan sektor informal berdasarkan pengalaman antar negara
- Mempresentasikan isu-isu dan pendekatan dari negara masing-masing, dan mendiskusikan solusi yang mereka tempuh untuk mengatasi masalah cakupan kesehatan semesta (UHC), membahas bagaimana mereka mengatasi masalah cakupan kesehatan untuk kelompok populasi yang lebih sulit dijangkau.
- Menggambarkan dampak dari pendekatan yang berbeda terhadap kebijakan tenaga kerja, kebijakan fiskal dan pertumbuhan ekonomi makro juga akan disajikan dan dibahas dalam forum ini.
- Mengembangkan perpaduan praktik terbaik global dan mengembangkan beberapa pendekatan langkah demi langkah untuk mengembangkan pilihan dan solusi guna menjangkau masyarakat sector informal.
Peserta
Peserta forum berjumlah sekitar 100 orang, terdiri dari para pengambil kebijakan di tingkat nasional, pemerintah daerah propinsi dan kabupaten, wakil rakyat, lembaga profesi, akademisi, wakil organisasi masyarakat, praktisi BPJS, dengan narasumber JLN countries , dalam dan luar negeri,
Waktu dan Tempat
Forum akan diawali dengan “welcome dinner” pada hari Minggu tanggal 29 September 2013 dilanjutkan dengan Acara Forum Diskusi Senin 30 September 2013 sampai dengan Rabu 2 Oktober 2013 bertempat di Hotel Royal Ambarrukmo, Kota Yogyakarta.
Reportase Kegiatan
Hari 1 |
Minggu, 29 September, 2013 |
17.00 – 18.00 |
Pertemuan Panitia (Pengarah, Pelaksana) dan Protokol |
19:30-selesai |
Makan Malam Bersama Menteri |
Hari 2 |
Senin , September 30 2013 |
8:30 – 9:30 |
Acara Pembukaan
Sambutan Wakil Menteri Kesehatan Indonesia - Prof. Ali Ghufron Mukti Pembukaan oleh ketua panitia - drg. Usman Sumantri Gong oleh: Wakil Menteri Kesehatan RI |
9: 30 – 10:00 |
Kopi/Teh dan makanan ringan |
Sesi 1 |
Diskusi Panel: Isu-Isu Penting Apa Saja Terkait Sektor Informal di Indonesia? |
10.00 – 12.00 |
Dewan Jaminan Sosial Nasional - Dr. Bambang Purwoko Wakil Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi - Iskandar Maulana Wakil Menteri Bappenas - Lukita Dinarsah Tuo, MA Wakil Menteri Keuangan Wakil Menteri Kesehatan- Prof. Ali Ghufron Mukti |
Fasilitator: Penyiar Metro TV - Ibu Tantri Murdopo |
|
12:00 – 13.00 |
Makan Siang |
|
Konferensi Pers (Bappenas, Kemenkes, Kemenkeu, Kemenakertrans, DJSN, Kemenkokesra,) Fasilitator: Puskom Kemenkes (Drg Murti Utami MPH) dan Protokol DIY |
13.00-14.00 |
Mencakup Sektor Informal untuk Mencapai UHC: Apakah Pengalaman Global dan bagaimana Relevansi dengan Indonesia? |
|
|
Sesi 2 |
Panel : Analisis Keadaan Indonesia, dengan Studi Kasus tentang Perluasan Cakupan Menuju UHC |
14:00-15:30 |
A. Identifikasi Populasi Yang tak Tercakup: Tantangan Teknis dan Solusi Potensial Direktur Utama PT. Jamsostek - Elvyn G. Masassya Wakil Dinkes Purbalingga Jawa Tengah - Hanung Sugihantono Studi Kasus Kabupaten Purbalingga Perwakilan PT. Askes - Andi Afdal Moderator: Prof.dr. Budi Sampoerna, SpF,SH (Staff Ahli Menteri Kesehatan) |
15:30- 16:00 |
Kopi/Teh dan makanan ringan |
Sesi 3 |
Panel : Analisis Situasi Indonesia, dengan Studi Kasus tentang Perluasan Cakupan Menuju UHC |
16.00 – 17.30 |
Strategi dan Manfaat dari Mencakup Sektor Informal: Komitmen Politik dan Dimensi Teknis Sekjen Kementrian Kesehatan: Opsi Kebijakan dan Strategi untuk Mencakup Sektor Informal Prastuti Soewondo, SE,MPH,PhD (Kantor Sekretariat Wakil Presiden/TNP2K) : Hasil Evaluasi Cepat Sektor Informal Kabupaten Terpilih Dinas Kesehatan Propinsi DKI: Pengalaman Jaminan Kesehatan Sektor Informal Komisi Kesehatan (Komisi IX), DPR RI: Tanggapan DPR Moderator: Professor dr. Hasbullah Thabrany, MSc, PhD, Universitas indonesia |
Hari 3 |
Selasa, 1 Oktober 2013 |
08.30-09.00 |
Ringkasan dan Rangkuman Seluruh Sessi Hari ke 2 |
Sesi 4 |
|
09:00-10.45 |
Pembelajaran Mendalam: Korea selatan : Professor Soonman Kwan Thailand : Dr. Phusit Prakongsai Filipina : Dr. Shiley Dominingo Diskusi Terbuka (Q & A dari peserta) |
10.45 – 11.00 |
Kopi/Teh, makanan ringan |
Sesi 5 |
Sesi Panel untuk Pembuat Kebijakan: |
11.00 – 13.00 |
Diskusi Terbuka (Q & A dari peserta) Pembicara : Organisasi Sektor Informal |
13.00 – 14.00 |
Makan Siang |
14.00 – 15.30 |
Working Groups (WGs) terkait Pilotting Cakupan Terhadap Sektor Informal Menuju UHC (4 working group, topik yang sama) Perkenalan dan Tujuan dari Working Group:
Moderator: Dr. Atikah Adyas, MDM, AAAK |
15.30 – 15.45 |
Kopi/Teh makanan ringan |
15.45 – 16.30 |
Laporan hasil diksusi Setiap kelompok memiliki 10 menit untuk melaporkan hasil/presentasi dan jawaban terhadap pertanyaan dari peserta Moderator: drg. M. Kamaruzzaman, MKes (Kemenkes) |
16.30 – 17.30 |
Pertemuan Panel
|
Hari 4 |
Rabu, 2 Oktober 2013 |
8:30-9:30 |
Rangkuman Seluruh Sessi hari ke tiga, dan klarifikasi dari peserta |
9:30-10:00 |
Kopi/Teh makanan ringan |
Sesi 6 |
Perwakilan Pemerintah dan Kerjasama Internasional: Pembiayaan dan Langkah Berikutnya |
10:00-12:00 |
Moderator: Wamenkes |
12:00-12:30 |
Upacara Penutupan |
12:30-selesai |
Makan Siang |