Solopos, Memang tidak mudah melakukan pencocokan data warga keluarga miskin demi ketepatan penerimaan kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat. Misalkan saja yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sukoharjo. Selama dua pekan para PNS Bappeda harus disibukkan dengan pekerjaan baru.
“Masih mending apabila ada programnya. Ini tidak ada programnya. Kalau urutan tabelnya beda, spasinya beda sudah tidak bisa diproses. Jadinya ya terpaksa harus mencocokkan secara manual. Bayangkan harus mencocokkan satu per satu nama-nama gakin sekabupaten. Kalau hanya mengandalkan jam kantor jelas tidak akan selesai,” ungkap Kabid Pemerintahan dan Sosial Budaya Bappeda, Margiyanto.
Terhitung dua pekan lalu, Margiyanto menuturkan staf Bappeda punya jam kantor sendiri. “Mulainya pukul 08.00 WIB dan baru bisa kembali ke rumah sesudah Subuh. Begitu terus setiap hari. Tapi ya tidak apa-apa supaya cepat selesai,” ujar Margiyanto.
More Articles...
- 50% Warga Cirebon Gunakan Jamkesmas
- Tak Ada PHK pada Transformasi BPJS
- Dana 'Tak Bertuan' Rp 4,5 T di Jamsostek
- BPJS Siapkan Layanan Pekerja
- Jamsostek Bayar Klaim Rp 84,3 M
- Jamsostek Sosialisasikan Manfaat Tambahan
- Kanker Payudara dan Serviks Dominasi Pembiayaan Kanker Jamkesmas 2011
- DIY Daerah Paling Banyak Kasus Kanker
- Ani Yudhoyono: Jamkesmas untuk Pengidap Kanker Sudah Disediakan
- Jamkesmas Kanker ke-4 Terbesar
- Program Jaminan Sosial Berlaku untuk Semua dengan Kualitas Sama
- RS Swasta Enggan Bantu Gakin
- Penerima Jamkesmas 43% Tidak Tepat Sasaran
- Jamkesda Yogyakarta Terkendala Aturan Pusat
- DPR Dorong PT Askes Segera Persiapkan Konsep BPJS 1
- Terkendala Jamkesmas, Bocah Penderita Tumor Mata Tak Bisa Berobat
- Malaysia`s Medical Center opens 16 branches in Indonesia















