TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2011 pembiayaan kanker Program Jamkesmas naik 8 persen dibandingkan tahun 2010 yang sebesar Rp 143 miliar. Jenis kanker yang dibiayai didominasi oleh kanker payudara sebesar 30 persen dan kanker serviks sebesar 24 persen.
"Prevalensi tumor/kanker tertinggi dilaporkan di Provinsi DIY, yaitu 9,6 per 1000 penduduk, terendah di Provinsi Maluku, yaitu 1,5 per 1000 penduduk. Prevalensi tumor/kanker umumnya lebih tinggi pada perempuan, sebesar 5,7 per 1000 penduduk dibandingkan dengan pada laki-laki, sebesar 2,9 per 1000 penduduk," ungkap Menteri Kesehatan RI, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, pada acara peringatan Hari Kanker Sedunia bersama Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono, di Istana Negara, Rabu (22/2/2012).
Turut hadir dalam peringatan tersebut Prof. Nila Moeloek selaku ketua Yayasan Kanker Indonesia. Hari kanker Sedunia sedianya diperingati setiap tanggal 4 Februari. Untuk tahun ini Kementerian Kesehatan bersama Yayasan Kanker mengangkat tema "Bersama Kita Atasi Kanker."
Data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2008 menunjukkan, kanker payudara berjumlah 18,4 persen sementara kanker leher rahim atau kanker serviks sebesar 10,3 persen menduduki urutan pertama dan kedua terbanyak.
Menkes menyampaikan bahwa kebijakan Pemerintah tentang pengendalian kanker dititik-beratkan pada upaya promotif-preventif, yaitu peningkatan perilaku hidup sehat, seperti: tidak merokok, tidak mengonsumsi alkohol, banyak mengonsumsi sayur buah, serta melakukan aktivitas fisik dengan benar dan teratur. Kebijakan ini dilaksanakan melalui promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Menkes berharap beban ekonomi kanker di Indonesia dapat ditekan melalui peningkatan perilaku hidup sehat dan dengan cara deteksi dini. Melalui deteksi dini penyakit kanker, penderita kanker dapat ditemukan pada stadium awal dan perkembangan penyakit ke tingkat yang lebih berat dapat dicegah maupun dikendalikan.
Diungkapkan sejak tahun 2007, dilaksanakan program deteksi dini dan tindak lanjut penyakit kanker. Untuk kanker payudara dilakukan dengan metoda Clinical Breast Examination atau CBE dan Periksa Payudara Sendiri atau Sadari.
Untuk kanker serviks, deteksi dilakukan cara Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan Krioterapi di Puskesmas. Melalui kerja sama dengan berbagai profesi dan organisasi, kini 17 provinsi telah melaksanakan deteksi dini kanker dan pada tahun 2014 ditargetkan seluruh provinsi di Indonesia telah melaksanakan kegiatan ini.
Sementara untuk kanker anak, Kementerian Kesehatan telah mengembangkan program deteksi dini kanker khususnya bagi penyakit leukimia, Retinoblastoma, Kanker Pada Tulang, Neuroblastoma, Naoparing dan Lympoma