JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga obat generik yang ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dinilai memberatkan. Naiknya harga obat generik tidak hanya membebani masyarakat tetapi juga pihak rumah sakit, terutama rumah sakit milik pemerintah.
Seperti diwartakan, terhitung mulai 23 Februari 2012, Kementerian Kesehatan sudah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) obat generik. Dari 498 obat, 170 obat di antaranya naik dan 327 obat malah turun. Kenaikan harga dilakukan karena ada beberapa obat yang sudah 2-3 tahun tidak naik. Saat ini, harga obat tersebut terpaksa dinaikkan, setelah dievaluasi.
Pihak rumah sakit pemerintah mengaku terbebani dengan keputusan itu kerena harus menanggung biaya yang lebih tinggi dalam penyediaan obat. Seperti diketahui, hampir sebagian besar rumah sakit milik pemerintah menyediakan lebih banyak obat generik ketimbang obat paten dan bermerek.
More Articles...
- Jangan Sampai Punya Jaminan Kesehatan Tapi Tak Bisa Diakses
- Jalankan UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial !
- Dana BOK Bisa untuk Kesehatan Calhaj
- Pemegang Jamkesmas dan Jamkesda di Amurang Bebas Biaya Ambulance
- Aneh, Kemenkes Naikkan Obat Generik setelah BUMN Janjikan tidak
- Peserta Jamkesda Harus Pahami Pelayanan
- Kemenkes Pastikan Harga Obat Naik
- Nelayan Sulut Dapat Jaminan Kesehatan Gratis
- Puskesmas Sentani Sudah Mandiri
- 520 Bidan Sulit Cairkan Dana Jampersal
- 3,4 M Biaya Jamkesmas Mubadzir
- 68.982 Keluarga Sulit Akses Jamkes
- Pasien Dibebani Kenaikan Biaya Operasional
- Biaya Kesehatan di Asia Pasifik Akan Naik 151 Persen
- Mempersiapkan Biaya Kesehatan Secara Optimal
- Jaminankesehatandaerah Bengkulu dianggarkan Rp5 miliar
- 143 Milyar Dana Jamkesmas untuk Biaya Rawat Inap Pengobatan Kanker
- Pasien Sakit Jiwa Ditanggung Penuh Jamkesmas Mulai 2012
- Dewan 'Restui' Kenaikan Anggaran Kesehatan
- Askes Imbau Peserta Tidak Boros Klaim
- Kontrol PT Askes Lemah
- InHealth Targetkan Pendapatan Premi Rp 1,4 Triliun Di 2012
- Masyarakat belum maksimal manfaatkan Jampersal
- Klaim SKTM di RSUD Majalaya Capai 2.400 Orang
- Pendaftaran Jamkesda Diperpanjang
- Pencabutan SKTM Menambah Penderitaan Warga Miskin
- LAPORAN KHUSUS JAMKESMAS: Demi Validasi Data, Jam Lembur Pun Serasa Tak Cukup
- 50% Warga Cirebon Gunakan Jamkesmas
- Tak Ada PHK pada Transformasi BPJS
- Dana 'Tak Bertuan' Rp 4,5 T di Jamsostek
- BPJS Siapkan Layanan Pekerja
- Jamsostek Bayar Klaim Rp 84,3 M
- Jamsostek Sosialisasikan Manfaat Tambahan
- Kanker Payudara dan Serviks Dominasi Pembiayaan Kanker Jamkesmas 2011
- DIY Daerah Paling Banyak Kasus Kanker
- Ani Yudhoyono: Jamkesmas untuk Pengidap Kanker Sudah Disediakan
- Jamkesmas Kanker ke-4 Terbesar
- Program Jaminan Sosial Berlaku untuk Semua dengan Kualitas Sama
- RS Swasta Enggan Bantu Gakin
- Penerima Jamkesmas 43% Tidak Tepat Sasaran
- Jamkesda Yogyakarta Terkendala Aturan Pusat
- DPR Dorong PT Askes Segera Persiapkan Konsep BPJS 1
- Terkendala Jamkesmas, Bocah Penderita Tumor Mata Tak Bisa Berobat
- Malaysia`s Medical Center opens 16 branches in Indonesia