JAKARTA, (PRLM).- PT Jamsostek (Persero) siap dilebur menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan. Diperkirakan, pemilikan asetnya bisa meningkatkan menjadi Rp 500 triliun hingga lima tahun ke depan.
"Jamsostek dengan aset Rp 125 triliun, saat ini sudah dalam posisi siap berlari dengan dileburnya menjadi BPJS. Namun agar target itu bisa tercapai, harus ada penambahan kewenangan," kata Kepala Humas Urusan Eksternal Jamsostek Ahmad Gazali Baadila dalam siaran pers di Jakarta, Minggu (25/3).
Menurut Baadila, kewenangan yang dimaksud untuk Jamsostek itu adalah dalam hal menindak perusahaan nakal, serta menginvestasikan dana Jamsostek. "Seperti di Singapura (Central Profider Fund/semacam Jamsostek di negara itu) kenapa asetnya bisa mencapai Rp 800 triliun karena ada kewenangan itu," katanya.
Menurut dia, selama ini masih banyak perusahaan tidak mengikutsertakan pekerjanya ke Jamsostek. Selain itu masih banyak perusahaan yang tidak jujur dengan laporan besaran upah pekerjanya. Apabila Jamsostek memiliki kewenangan tersebut, maka jumlah peserta Jamsostek akan bertambah banyak.
Selain itu, Jamsostek juga berharap agar diberi keleluasaan menginvestasikan dana yang dihimpun. Selama ini, pergerakan Jamsostek berinvestasi dibatasi pemerintah. "Campur tangan pemerintah ini mengakibatkan Jamsostek tidak bisa mengembangkan dananya dalam investasi yang tepat," kata Baadila.
Selain penambahan dua kewenangan tadi, Jamsostek berharap ada peran lebih optimal dari pers. "Keberadaan pers untuk mensosialisasikan program jaminan sosial sangat diperlukan," tambahnya.
Direktur Investasi PT Jamsostek (Persero) Elvyn G Masassya juga menyatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dukungan pers sebagai salah satu pilar kekuatan yang berperan kritis dalam mendekatkan Jamsostek kepada masyarakat.
"Seiring perkembangan Jamsostek, kami memosisikan sebagai perusahaan yang berorientasi pada kepuasaan stakeholder. Apalagi masih terdapat 35 juta pekerja yang potensial menjadi peserta Jamsostek," katanya.
More Articles...
- Ada BPJS, Lalu Bagaimana Nasib Jamkesda?
- Sinar Mas Permudah Akses Berobat ke Modern Hospital Guangzhou
- Naiknya Harga Obat Bebani Pasien dan RS
- Jangan Sampai Punya Jaminan Kesehatan Tapi Tak Bisa Diakses
- Jalankan UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial !
- Dana BOK Bisa untuk Kesehatan Calhaj
- Pemegang Jamkesmas dan Jamkesda di Amurang Bebas Biaya Ambulance
- Aneh, Kemenkes Naikkan Obat Generik setelah BUMN Janjikan tidak
- Peserta Jamkesda Harus Pahami Pelayanan
- Kemenkes Pastikan Harga Obat Naik
- Nelayan Sulut Dapat Jaminan Kesehatan Gratis
- Puskesmas Sentani Sudah Mandiri
- 520 Bidan Sulit Cairkan Dana Jampersal
- 3,4 M Biaya Jamkesmas Mubadzir
- 68.982 Keluarga Sulit Akses Jamkes
- Pasien Dibebani Kenaikan Biaya Operasional
- Biaya Kesehatan di Asia Pasifik Akan Naik 151 Persen
- Mempersiapkan Biaya Kesehatan Secara Optimal
- Jaminankesehatandaerah Bengkulu dianggarkan Rp5 miliar
- 143 Milyar Dana Jamkesmas untuk Biaya Rawat Inap Pengobatan Kanker
- Pasien Sakit Jiwa Ditanggung Penuh Jamkesmas Mulai 2012
- Dewan 'Restui' Kenaikan Anggaran Kesehatan
- Askes Imbau Peserta Tidak Boros Klaim
- Kontrol PT Askes Lemah
- InHealth Targetkan Pendapatan Premi Rp 1,4 Triliun Di 2012
- Masyarakat belum maksimal manfaatkan Jampersal
- Klaim SKTM di RSUD Majalaya Capai 2.400 Orang
- Pendaftaran Jamkesda Diperpanjang
- Pencabutan SKTM Menambah Penderitaan Warga Miskin
- LAPORAN KHUSUS JAMKESMAS: Demi Validasi Data, Jam Lembur Pun Serasa Tak Cukup
- 50% Warga Cirebon Gunakan Jamkesmas
- Tak Ada PHK pada Transformasi BPJS
- Dana 'Tak Bertuan' Rp 4,5 T di Jamsostek
- BPJS Siapkan Layanan Pekerja
- Jamsostek Bayar Klaim Rp 84,3 M
- Jamsostek Sosialisasikan Manfaat Tambahan
- Kanker Payudara dan Serviks Dominasi Pembiayaan Kanker Jamkesmas 2011
- DIY Daerah Paling Banyak Kasus Kanker
- Ani Yudhoyono: Jamkesmas untuk Pengidap Kanker Sudah Disediakan
- Jamkesmas Kanker ke-4 Terbesar
- Program Jaminan Sosial Berlaku untuk Semua dengan Kualitas Sama
- RS Swasta Enggan Bantu Gakin
- Penerima Jamkesmas 43% Tidak Tepat Sasaran
- Jamkesda Yogyakarta Terkendala Aturan Pusat
- DPR Dorong PT Askes Segera Persiapkan Konsep BPJS 1
- Terkendala Jamkesmas, Bocah Penderita Tumor Mata Tak Bisa Berobat
- Malaysia`s Medical Center opens 16 branches in Indonesia