SUARA INDONESIA, BLORA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menggelar sosialisasi strategi dan dukungan tentang Kesehatan Mental Perempuan.
Acara yang berlangsung di Hotel Mega Bintang Cepu, Kabupaten Blora Jawa Tengah, pada Jumat (30/8/2024) tersebut dihadiri jajaran BPJS Kesehatan Cabang dan ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah, yang bergerak dibidang keagamaan, sosial, dan kemasyarakatan.
Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Ibnu Naser Arohmi dalam sambutannya menyampaikan bahwa BPJS Kesehatan komitmen dan menunjukkan bukti nyata dalam mendukung kesehatan mental khususnya bagi ibu-ibu muda yang tergabung dalam Nasyiatul Aisyiyah.
Selain itu, kata Ibnu, hal ini sekaligus dalam rangka untuk memperkuat pesan pentingnya keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental bagi kesejahteraan masyarakat.
"Disini dijelaskan berbagai aspek kesehatan mental, termasuk cara mengenali tanda-tanda stres, kecemasan, dan depresi, serta bagaimana ibu muda dapat mengelola tekanan yang seringkali dihadapi dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya, saat Muskerwil 1 di Blora.
Disisi lain, Ibnu menambahkan, sosialisasi hari ini juga menyoroti pentingnya mencari dukungan dan bantuan jika diperlukan, baik dari keluarga maupun tenaga kesehatan profesional.
"Kesehatan mental sangat penting karena secara langsung akan berdampak pada kondisi kesehatan fisik. Dengan pemahaman yang lebih baik ini, kami berharap ibu-ibu muda di Nasyiatul Aisyiyah dapat menjaga kesejahteraan diri mereka sendiri dan keluarganya," ujarnya.
Ibnu menilai berbagai faktor dapat mempengaruhi tantangan kesehatan mental bagi perempuan. Di antaranya faktor sosial, ekonomi, faktor biologis dan faktor psikologis atau kejiwaan.
"Ketiga hal itu (faktor), sangat mempengaruhi kondisi mentalnya. Penyebabnya bisa karena kekerasan dalam rumah tangga, beban ganda dalam rumah tangga, tidak punya keturunan dan keinginan yang berlebih tanpa melihat kondisi dirinya sendiri,” terangnya.
"Kondisi kesehatan yang lambat akan terganggu (berdampak) pada hubungan keretakan keluarga," imbuh Ibnu.
Lebih lanjut, dirinya juga mengungkapkan bila kondisi mental sudah terganggu maka angka perceraian akan meningkat dan kesakitan tubuh karena penyakit pada ibu-ibu muda.
Ibnu menegaskan bahwa BPJS Kesehatan menjamin layanan kesehatan mental sebagai bagian dari manfaat yang diberikan kepada peserta JKN aktif.
Ini menunjukkan komitmen nyata bahwa BPJS Kesehatan memberikan perlindungan kesehatan secara menyeluruh, termasuk kesehatan mental.
“Jaminan tersebut adalah konsultasi psikologis, psikiatrik, terapi, pengobatan, rawat inap untuk gangguan mental, rehabilitasi psikososial dan pencegahan serta edukasi melalui program-program promotif dan preventif,” tutur Ibnu.
Mufti (27) salah satu panitia penyelenggara dari Banjarnegara mengapresiasi atas perhatian dan dukungan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan dalam upaya memperhatikan kondisi mental dan fisik bagi kaum ibu muda terkhusus ibu muda yang tergabung dalam Nasyiatul Aisyiyah.
"Sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan. Mulai dari mengetahui, mengatasi masalah kesehatan mental terlebih lagi manfaat menjadi peserta JKN,” katanya.
Ia menceritakan Nasyiatul Aisyiyah beranggotakan ibu muda yang berusia 17 sampai dengan 40 tahun.
Untuk wilayah 1, kata dia, mempunyai anggota lebih dari 5000 ibu muda yang tersebar di Provinsi Jawa Tengah.
"Terus berupaya meningkatkan program-program yang promotif dan preventif di seluruh Indonesia. Peran ibu–ibu muda dalam mendukung kemajuan bangsa, saat ini terlihat begitu nyata,” paparnya.
Ia berharap kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif, sehingga peran bagi para ibu muda menjadi semakin penting dalam membangun bangsa.
"Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kesehatan mental, mereka tidak hanya mampu menjaga kesejahteraan diri dan keluarga, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan produktif," tutupnya. (*)