Sembuh dari Stroke Tanpa Biaya Berkat BPJS Kesehatan

Jakarta, CNBC Indonesia - Setiap anak pasti akan khawatir ketika mendengar orang tuanya jatuh sakit dan membutuhkan pertolongan segera. Hal ini pula yang sempat dialami Moch. Wahyu Bimantoro Chan (27), warga Gunung Anyar Harapan Surabaya, Jawa Timur.

 

"Ibu saya, Yarni (61), sakit diabetes sudah lama dan rutin untuk cek ke dokter. Cuma kemarin 3 hari sebelum tgl 10 Januari 2021 ibu sempet drop. Dan karena saat pandemi kita sekeluarga "parno" sama Covid-19, jadi ya agak bingung juga," ungkap Wahyu.

Namun, karena keluarga khawatir dengan kondisi Ibunya, akhirnya diputuskan untuk membawa berobat ke Puskesmas Putat Jaya, fasilitas kesehatan (faskes) tempat ia terdaftar. Ternyata saat itu kondisi Ibu Yarni dan faskes awal tidak bisa menangani. Keluarganya pun mengantarkan Ibu Yarni ke rumah sakit (RS) William Both, namun sesuai dengan prosedur dia dianjurkan harus ke RS tipe C terlebih dahulu karena sudah lama tidak kontrol.

"Saat itu kita coba berpikir positif mungkin takut nantinya kena Covid-19 kalo dirawat disana. Posisi saya sedang kerja, jadi tidak bisa mendampingi. Jadi ketika kakak saya menghubungi, saya arahkan ke RS Gotong Royong. Dan alhamdulillah di sana tertangani tanpa ada penolakan," terang Wahyu.

Saat itu dengan cepat keluarganya memindahkan data kepesertaan Ibu Yarni dari puskesmas ke Klinik Paradise, faskes terdekat dari tempat tinggal mereka. Sekaligus dekat dari RS Gotong Royong, tempat Ibu Yarni berobat.

"Ibu saya tertangani dengan baik, kami tertolong karena sebagai peserta JKN kelas 1, semua pembiayaan Ibu ditanggung BPJS kesehatan. Saya tidak tahu berapa ongkos yang harus dikeluarkan kalau tidak menggunakan BPJS Kesehatan," ujar Wahyu.

Dia menjelaskan bahwa saat itu kondisi ibunya sangat memprihatinkan, setelah diperiksa dokter, ternyata ibunya mengalami pendarahan otak dan stroke. Wahyu yang bekerja sebagai announcer di PRO1 RRI Surabaya ini juga menyampaikan masukannya terkait dengan prosedur rujukan.

"Setelah rawat inap, ibu dapat jatah untuk kontrol 1 kali ke RS Gotong Royong. Saat mengantarkan kontrol, saya sempat meminta ke dokter agar untuk selanjutnya bisa tetap kontrol, di sini karena sudah ada rekam jejak medis. Dokter kemudian mengarahkan ke faskes Klinik Paradise dulu untuk mendapatkan rujukan. Namun ternyata Klinik Paradise tidak bisa merujuk ke RS Gotong Royong karena tidak dalam 1 wilayah pemetaan," ungkap Wahyu.

Dia berharap ke depannya BPJS Kesehatan akan terus membuat inovasi di bidang pelayanan. Terutama untuk mempermudah peserta mengakses fasilitas kesehatan. Apalagi kondisi pandemi saat ini membuat banyak masyarakat takut ke RS.

"Semoga ke depannya pelayanan BPJS Kesehatan yang sudah baik ini dapat terus ditingkatkan lagi, agar di kemudian hari dapat membantu semua lapisan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Berat sih beban yang harus ditanggung oleh BPJS Kesehatan, tapi beban itu setimpal dengan pahala yang diterima, karena bisa menyelamatkan dan membantu nyawa seseorang," kata dia.

Berita Tekait

Policy Paper